Bank Ina Perdana (BINA) turunkan jumlah saham rights issue, ini alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank kecil tinggal punya waktu sekitar tiga bulan lagi untuk memenuhi tahapan ketentuan modal inti minimum. Hingga akhir tahun, modal tier 1 harus sudah wajib mencapai Rp 2 triliun. 

Sejumlah bank yang belum memenuhi ketentuan tersebut akan melakukan penghimpunan dana di pasar modal dengan melakukan rights issue atau penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu.

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) misalnya akan rights issue pada bulan November 2021. Berdasarkan prospektus yang dirilis, Kamis (16/9), bank ini akan menawarkan sebanyak 282.718.750 lembar saham baru atau 4,76% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue dengan target harga Rp 4.200 – Rp 4.380. Sehingga dana segar yang berpotensi diraup perseroan mencapai Rp 1,23 triliun. 

Jumlah saham yang akan ditawarkan Bank Ina ini lebih rendah dari rencana sebelumnya. Pada saat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar pada 16 Juni 2021, perseroan telah mendapat restu dari pemegang saham melakukan rights issue sebanyak-banyak 2 miliar saham dengan target dana sekitar Rp 1 triliun. 

Baca Juga: Bakal rights issue, begini rekomendasi saham Bank Ina Perdana (BINA)

Sejak pengumuman rights issue tersebut memang harga saham bank yang baru memiliki modal inti Rp 1,1 triliun per Maret 2021 ini terus melambung hingga sempat mencapai puncaknya di atas 5.750. Pada bulan Juni, saham perseroan masih bergerak di level Rp 2.000. Sementara pada penutupan Jumat (17/9), saham BINA ditutup di level Rp 4.400. Dalam tiga bulan sudah naik Rp 122,2%.

Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu menjelaskan, jumlah saham yang ditawarkan turun namun dana yang ditargetkan tetap seperti target semula. "Target dana yang terkumpul tetap sekitar Rp 1 triliun  sampai Rp1,2 triliun  karena harga rights issue sekitar Rp 4.300  sampai Rp 4.387," katanya pada KONTAN, Minggu (19/9).

 
BINA Chart by TradingView

Per Juni 2021, modal inti Bank Ina baru tercatat sebesar Rp 1,1 triliun. Dengan target dana dari rights issue tersebut, perseroan baru bisa memenuhi aturan modal inti minimum Rp 3 triliun yang harus dipenuhi pada akhir tahun 2022. 

Bank Ina Perdana memilih menurunkan jumlah saham yang dilepas ketimbang meningkatkan target perolehan dana karena rasio permodalan perseroan masih tinggi dan kebutuhan permodalan untuk pengembangan infrastruktur IT guna mendukung digitalisasi serta pengembangan usaha lainnya masih cukup.

Daniel bilang, CAR perseroan saat ini masih di atas 30%. Untuk memenuhi ketentuan modal inti sesuai tenggak waktu yang diberikan regulator, Bank Ina akan kembali melakukan rights issue tahun depan. "Rencananya akan dilakukan rights issue ketiga tahun depan," ujarnya. 

Selanjutnya: Bank kecil akan marak berburu modal di pasar saham menjelang akhir tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .