Bank Ina Perdana mulai incar digital banking



JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk mengincar bisnis digital banking seiring dengan masuknya bank kedalam kelompok BUKU II (modal inti antara Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun) pada tahun ini.

Masuknya bank berkode saham BINA ini ke BUKU II ini sejalan dengan right issue yang akan dilakukan. Right issue pada Maret 2017 menjadikan permodalan bank berpotensi bertambah sebesar Rp 695,41 miliar.

Sebagai gambaran saja pada akhir 2016 lalu bank Ina baru tercatat sebagai kelompok bank BUKU I dengan modal inti sebesar Rp 454,4 miliar.


Berdasarkan keterbukaan informasi ke bursa efek Indonesia (BEI) disebutkan manajemen yakin bahwa dengan masuknya bank kedalam kelompok BUKU II akan membuat bank siap bersaing di era digital banking. "Prospek usaha bank juga akan semakin baik," ujar Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina Perdana dalam keterangan tertulis, Kamis (6/4).

Dalam jangka pendek, bank akan mengoptimalkan bisnis perbankan transaksi (transactional banking). Selain itu bank juga akan mengoptimalkan digital banking untuk penyaluran kredit mikro.

Beberapa fitur digital banking yang akan dikembagkan pada tahun ini diantaranya adalah virtual account, card based transaction, debit card, pre-loaded card dan internet banking.

Dalam jangka panjang, bank akan mengembangkan sistem teknologi untuk mendukung layanan e-channel yang terintegrasi dengan jaringan ATM dan melakukan kerja sama sinergis dengan berbagai vendor pembayaran dan utilitas.

Sampai akhir 2016 lalu, bank Ina mencatat kinerja yang cukup baik. Laba bersih bank tercatat sebesar Rp 18,24 miliar atau naik 8,05% secara tahunan atau year on year (yoy).

Dari sisi fungsi intermediasi, bank Ina mencatat realisasi penyaluran kredit sebesar Rp 1,37 triliun atau turun 5,35% secara yoy. NPL bank pada 2016 lalu tercatat naik cukup besar yaitu menjadi 3,14% dari 2015 sebesar 0,21%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto