JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk berencana menggelar penawaran umum terbatas (PUT) alias right issue pada semester II-2014 ini. Direktur Utama Bank Ina Perdana, Edy Kuntardjo mengungkapkan, dana segar yang dibidik perseroan dari hajat right issue ini antara Rp 100 miliar-Rp 150 miliar. Edy menjelaskan, gelaran rights issue ini dilakukan perseroan untuk pembaruan teknologi informasi (TI) serta untuk menambah modal dalam mendukukung kinerja perseroan ke depannya. "Kami akan lakukan right issue pada semester II-2014. Dengan itu, pertumbuhan kredit bisa akan lebih besar lagi karena penting bagi manajemen dalam kaitan dengan pemenuhan permodalan kami menuju BUKU II. Kami akan lakukan secepatnya setelah lakukan IPO kemarin," ujar Edy di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (5/5). Bank dengan kode emiten BINA ini setidaknya memerlukan modal inti minimal Rp 420 miliar untuk memenuhi syarat permodalan inti eksisting jaringan kantor yang telah dimiliki. Dengan besaran modal inti tersebut, perseroan juga akan lebih leluasa untuk menyalurkan kredit dengan lebih besar. Nah, dari target right issue maksimum sebesar Rp 150 miliar tersebut, perseroan menganggarkan 30%-40% untuk pembenahan infrastruktur IT. Sebab, menurut Edy, jaringan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Ina Persada belum banyak. Selain untuk ATM, capital expenditure alias belanja modal juga dianggarkan perseroan untuk penambahan sumber daya manusia (SDM) bidang TI dan juga pembenahan infrastruktur sistem perseroan. Sementara sisanya, sekitar 60%-70% adalah untuk penambahan modal perseroan dalam memasuki BUKU II."Tidak bisa dibendung lagi bahwa persaingan perbankan sudah berbasis informasi teknologi (IT), tanpa itu kami akan memiliki ketergantungan besar pendapatan dari kredit sementara dari fee based income belum bisa kami lakukan karena keterbatasan dari permodalan inti. Jangka panjang, kami harus naik kelas untuk secepatnya menjadi bank BUKU II," jelasnya. Rencananya, dalam hajatan rights issue itu, Bank Ina Perdana bakal menggandeng PT Buana Capital sebagai penjamin pelaksana atau underwriter. Seperti diketahui, Bank Ina Perdana mencatatkan saham perdananya pada 16 Januari 2014 lalu, dengan menawarkan sahamnya ke publik sebanyak 520 juta saham atau sebesar 24,76% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum.Dari IPO tersebut, perseroan memperoleh dana segar sekitar Rp 124,8 miliar yang akan digunakan juga akan digunakan untuk permodalan kategori BUKU II. Bank Ina Perdana menjadi emiten kedua yang mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2014.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank Ina Perdana rencanakan right issue
JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk berencana menggelar penawaran umum terbatas (PUT) alias right issue pada semester II-2014 ini. Direktur Utama Bank Ina Perdana, Edy Kuntardjo mengungkapkan, dana segar yang dibidik perseroan dari hajat right issue ini antara Rp 100 miliar-Rp 150 miliar. Edy menjelaskan, gelaran rights issue ini dilakukan perseroan untuk pembaruan teknologi informasi (TI) serta untuk menambah modal dalam mendukukung kinerja perseroan ke depannya. "Kami akan lakukan right issue pada semester II-2014. Dengan itu, pertumbuhan kredit bisa akan lebih besar lagi karena penting bagi manajemen dalam kaitan dengan pemenuhan permodalan kami menuju BUKU II. Kami akan lakukan secepatnya setelah lakukan IPO kemarin," ujar Edy di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (5/5). Bank dengan kode emiten BINA ini setidaknya memerlukan modal inti minimal Rp 420 miliar untuk memenuhi syarat permodalan inti eksisting jaringan kantor yang telah dimiliki. Dengan besaran modal inti tersebut, perseroan juga akan lebih leluasa untuk menyalurkan kredit dengan lebih besar. Nah, dari target right issue maksimum sebesar Rp 150 miliar tersebut, perseroan menganggarkan 30%-40% untuk pembenahan infrastruktur IT. Sebab, menurut Edy, jaringan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Ina Persada belum banyak. Selain untuk ATM, capital expenditure alias belanja modal juga dianggarkan perseroan untuk penambahan sumber daya manusia (SDM) bidang TI dan juga pembenahan infrastruktur sistem perseroan. Sementara sisanya, sekitar 60%-70% adalah untuk penambahan modal perseroan dalam memasuki BUKU II."Tidak bisa dibendung lagi bahwa persaingan perbankan sudah berbasis informasi teknologi (IT), tanpa itu kami akan memiliki ketergantungan besar pendapatan dari kredit sementara dari fee based income belum bisa kami lakukan karena keterbatasan dari permodalan inti. Jangka panjang, kami harus naik kelas untuk secepatnya menjadi bank BUKU II," jelasnya. Rencananya, dalam hajatan rights issue itu, Bank Ina Perdana bakal menggandeng PT Buana Capital sebagai penjamin pelaksana atau underwriter. Seperti diketahui, Bank Ina Perdana mencatatkan saham perdananya pada 16 Januari 2014 lalu, dengan menawarkan sahamnya ke publik sebanyak 520 juta saham atau sebesar 24,76% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum.Dari IPO tersebut, perseroan memperoleh dana segar sekitar Rp 124,8 miliar yang akan digunakan juga akan digunakan untuk permodalan kategori BUKU II. Bank Ina Perdana menjadi emiten kedua yang mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2014.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News