JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk menargetkan laba bersih sebesar Rp 33 miliar atau mengalami kenaikan 80,92% secara tahunan atau year on year (yoy) Kenaikan laba ini salah satunya dari pendapatan bunga dari penyaluran kredit. Sampai akhir 2017, bank berkode BINA ini menargetkan penyaluran kredit bisa mengalami kenaikan 15,94% secara yoy menjadi Rp 1,6 triliun. “Kami juga menargetkan NPL sampai akhir 2017 bisa mengalami penurunan,” ujar Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina, ketika memberikan paparan publik, Senin (29/5). Sampai kuartal 1 2017, NPL Bank Ina tercatat 3,77% atau naik cukup tajam 1151bps secara yoy dari periode sama 2016 sebesar 0,39%. Kenaikan ini salah satunya disebabkan karena debitur di perusahaan pembiayaaan. Menurut Edy, untuk meningkatkan kinerja 2017 bank akan membeli surat utang seperti obligasi dan NCD dari bank pemerintah. Hal ini untuk menjaga likuiditas bank seiring dengan persaingan kedepan yang semakin ketat. Selain itu bank akan menjaga debitur agar tidak lari ke bank lain yang memberi bunga rendah dan penawaran plafon lebih besar. Oleh karena itu bank akan meningkatkan layanan seperti upgrade core banking, digital banking, akun virtual, uang elektronik dan laku pandai. Dengan rights issue yang dilakukan pada awal Maret 2017 lalu, bank sudah masuk ke dalam BUKU II dengan modal inti sebesar Rp 1,1 triliun. Sampai akhir tahun diharapkan modal inti bank bisa mencapai Rp 1,43 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank Ina targetkan laba Rp 33 miliar, naik 80,92%
JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk menargetkan laba bersih sebesar Rp 33 miliar atau mengalami kenaikan 80,92% secara tahunan atau year on year (yoy) Kenaikan laba ini salah satunya dari pendapatan bunga dari penyaluran kredit. Sampai akhir 2017, bank berkode BINA ini menargetkan penyaluran kredit bisa mengalami kenaikan 15,94% secara yoy menjadi Rp 1,6 triliun. “Kami juga menargetkan NPL sampai akhir 2017 bisa mengalami penurunan,” ujar Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina, ketika memberikan paparan publik, Senin (29/5). Sampai kuartal 1 2017, NPL Bank Ina tercatat 3,77% atau naik cukup tajam 1151bps secara yoy dari periode sama 2016 sebesar 0,39%. Kenaikan ini salah satunya disebabkan karena debitur di perusahaan pembiayaaan. Menurut Edy, untuk meningkatkan kinerja 2017 bank akan membeli surat utang seperti obligasi dan NCD dari bank pemerintah. Hal ini untuk menjaga likuiditas bank seiring dengan persaingan kedepan yang semakin ketat. Selain itu bank akan menjaga debitur agar tidak lari ke bank lain yang memberi bunga rendah dan penawaran plafon lebih besar. Oleh karena itu bank akan meningkatkan layanan seperti upgrade core banking, digital banking, akun virtual, uang elektronik dan laku pandai. Dengan rights issue yang dilakukan pada awal Maret 2017 lalu, bank sudah masuk ke dalam BUKU II dengan modal inti sebesar Rp 1,1 triliun. Sampai akhir tahun diharapkan modal inti bank bisa mencapai Rp 1,43 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News