JAKARTA. Perbankan siap meraup berkah dari pendapatan jasa atas pelonggaran aturan pembukaan investasi asing di bisnis perdagangan elektronik atawa e-commerce. Maklum, kue bisnis transaksi e-commerce sangat besar. Saat ini di Indonesia nilainya US$ 20 miliar, dan akan naik menjadi US$ 130 miliar dalam lima tahun ke depan. Ketua Asosisasi e-commerce Indonesia Daniel Tumiwa mengatakan, berdasarkan data perusahaan investasi startup Ardent Capital, jumlah investasi yang masuk bisnis startup di Asia Tenggara dari tahun 2013 ke 2014 meningkat 522% menjadi US$ 466 juta. Daniel yang juga merupakan Chief Executive Officer (CEO) OLX Indonesia ini menjelaskan, hampir sebagian besar transaksi e-commerse menggunakan jasa bank. Dia memprediksi, ke depan transaksi internet dan mobile banking bakal naik signifikan.
Bank Mandiri menyambut positif revisi investasi asing di e-commerce. Rahmat Broto Triaji, Senior Vice President Grup Head Electonic Banking Bank Mandiri, menyebutkan, selain meningkatkan permodalan pemain e-commerce, masuknya dana investasi asing juga akan memacu nilai transaksi yang berarti berkah bagi pendapatan jasa atau fee based income perbankan. Bank Mandiri pun menyiapkan sejumlah strategi untuk menangkap peluang besar tersebut. Salah satunya, menyiapkan infrastruktur pendukung di bidang teknologi informasi. Catatan KONTAN, tahun depan belanja modal alias capital expenditure (capex) emiten yang mejeng di bursa dengan kode BMRI itu berkisar Rp 1 triliun. “Tren mobile first sebagai sarana transaksi elektronik nasabah, termasuk e-commerce akan mendominasi dalam tiga tahun ke depan,” kata Rahmat kepada KONTAN, Minggu (8/11). Hingga kuartal III 2015, fee based income Bank Mandiri tumbuh 41,6% menjadi Rp 5,1 triliun. Benahi infrastruktur Direktur Konsumer Banking BNI, Anggoro Eko Cahyo mengatakan, pihaknya membidik tak kurang satu juta nasabah dari penggunaan transaksi electronic banking. BNI juga akan memperbanyak kerjasama dengan pelaku bisnis e-commerce. Sekretaris Perusahaan BNI Tribuana Tunggadewi menambahkan, pihaknya berkeinginan agar channel pembayaran elektronik akan semakin mudah, praktis, cepat dan aman. Hingga September 2015, pendapatan jasa BNI mencapai Rp 4,8 triliun atau naik 0,62% dari setahun lalu. Sementara, Hari Siaga, Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI), bilang, peningkatan transaksi elektronik sejalan dengan road map BRI sebagai transaction banking. BRI akan melakukan proses integrasi fitur mobile dan internet banking dengan memanfaatkan satelit, yang akan diluncurkan tahun 2016. Hari menyebutkan, BRI tengah mengembangkan solusi pembayaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat. "Sampai akhir tahun ini, diprediksi pendapatan jasa BRI akan naik 20% sampai 25%," ujar Hari. Tahun depan, BRI membidik pertumbuhan fee based sebesar 25%. Hingga September 2015, fee based income BRI naik 23,4% menjadi Rp 5,2 triliun.
Tidak mau kalah, Indra Gunawan Head E-channel Bank Permata, mengatakan, pihaknya akan lebih jeli menjalin kerjasama dalam bidang teknologi digital penyedia jasa layanan mobile banking dan payment gateway. Permata juga akan menyiapkan infrastruktur terkait pengembangan jaringan. “Kami akan melakukan kerjasama strategis dengan perusahaan teknologi lain untuk mendukung transaksi e-channel,” ujar Indra. Sebagai pendukung, Bank Permata akan meluncurkan mobile banking virtual account. Permata menargetkan, pada kuartal I-2016, layanan mobile banking virtual account tersebut sudah bisa dinikmati oleh masyarakat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan