Bank Indonesia Diperkirakan akan Mempertahankan Suku Bunga Acuan 6% Pada RDG Oktober



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga atau BI-rate pada di level 6,00% Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2024, Rabu (16/10).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, perkiraan tersebut dengan mempertimbangkan tren penguatan dolar AS terhadap mata uang utama berimplikasi pada penguatan dolar AS terhadap seluruh mata uang Asia sepanjang bulan Oktober ini.

“Penguatan dolar AS dipicu oleh eskalasi geopolitik Timur Tengah serta rilis data ekonomi AS, terutama data tenaga kerja AS yang mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja AS mengetat. Sehingga ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed pun menjadi berubah,” tutur Josua dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/10).


Baca Juga: BI Turunkan Suku Bunga, Dampak Positif untuk Kinerja Investasi Perusahaan Asuransi

Meski demikian, Josua menyebut ruang penurunan suku bunga tetap terbuka, dengan  mempertimbangkan kondisi inflasi yang tetap terkendali terutama inflasi inti yang tetap terjangkar dalam target sasaran inflasi BI.

Senada, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky juga memperkirakan, BI masih akan mempertahankan BI-rate di level 6,00% pada Oktober 2024.

“Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan BI rate di 6,00% pada pertemuan bulan Oktober. Setiap ruang potensial untuk pemangkasan kebijakan lebih lanjut harus dicadangkan untuk mengatasi risiko tren deflasi yang berkepanjangan,” kata Riefky.

Meskipun demikian, Riefky menilai, dengan kondisi tahun 2024 yang tersisa kurang dari tiga bulan, BI masih memiliki ruang untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut di sisa tahun ini.

Hal ini menimbang instrumen pemangkasan suku bunga dapat digunakan di masa mendatang untuk mendorong permintaan agregat di sektor riil apabila tren deflasi berlanjut.

“Namun, pemotongan suku bunga acuan oleh BI cenderung belum mendesak untuk dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur BI Oktober ini. Sehingga, kami berpandangan bahwa BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,00% untuk saat ini,” terangnya.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Turun, Bank BTN Pertimbangkan untuk Menurunkan Bunga Deposito

Lebih lanjut, Riefky menyampaikan, saat ini kondisi global sedang memanas dipengaruhi meningkatnya tensi geopolitik, program stimulus China, dan menjelang pemilihan umum di AS.

Hal tersebut, lanjutnya menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran arus modal asing ke Indonesia dan fluktuasi nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu mendatang.

Dari sisi domestik, Indonesia masih berkutat dengan tren deflasi yang persisten selama lima bulan terakhir walaupun secara umum masih dalam rentang target BI, didorong oleh faktor dari sisi pasokan dan permintaan. 

Namun, mulai stabilnya rupiah dalam satu minggu terakhir menjadi kabar baik dalam aspek moneter.

Selanjutnya: Album Jennie Blackpink ada Dipuncak Chart iTunes di 47 Negara, Bertajuk Mantra

Menarik Dibaca: BCA Luncurkan Fitur Baru di Aplikasi Merchant QRIS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi