Bank Indonesia Lakukan Sejumlah Kebijakan dalam Merespons Isu Global yang Berkembang



KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Kinerja pemulihan ekonomi domestik dikhawatirkan terganggu akibat dampak dari berbagai macam isu global yang terjadi saat ini.

Isu-isu global tersebut diantaranya, kondisi geopolitik Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini,  inflasi yang meningkat di seluruh dunia, harga pangan dan energi yang meningkat tajam, dan juga pengetatan kebijakan moneter dari The Fed yang agresif.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, untuk menjawab tantangan saat ini, bauran kebijakan BI saat ini ditujukan untuk menjaga stabilitas makro, memfasilitasi pemulihan ekonomi, dan menavigasi ekonomi dan keuangan digital.


Kebijakan-kebijakan yang akan BI lakukan diantaranya, pertama kebijakan moneter menurutnya dalam Rapat Dewan Gubernur memutuskan untuk mempertahankan kebijakan kecepatan.

Baca Juga: Bank Indonesia Kembali Beri Sinyal Soal Kebijakan Suku Bunga Acuan

Dia bilang, BI akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi, dan siap untuk menyesuaikan suku bunga jika ada tanda-tanda inflasi inti yang lebih tinggi terdeteksi.

“BI juga terus menjaga kecukupan likuiditas untuk mendukung pembiayaan perekonomian dan menjaga stabilitas sistem keuangan,” tutur Juda dalam agenda Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery, Rabu (13/7) di Nusa Dua Bali.

Kedua, untuk kebijakan makroprudensial BI menyikapinya dengan tetap akomodatif untuk mendorong pembiayaan perekonomian dan untuk mengatasi efek jaringan parut ekonomi.

Ketiga, kebijakan stabilisasi nilai tukar diarahkan untuk mencapai stabilitas Rupiah yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi. Ini dilakukan melalui triple intervensi, di pasar spot, transaksi Non-Deliverable Forward di pasar domestik (Domestik NDF/DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Keempat, sistem pembayaran dan digitalisasi, percepatan sistem pembayaran, digitalisasi terus digalakkan untuk integrasi digital nasional ekonomi keuangan, sehingga dapat merangsang kegiatan ekonomi dan menjadi mesin penggerak pemulihan ekonomi.

Baca Juga: BI Prediksi Peserta BI Fast Bakal Terus Bertambah

“Hal ini dilakukan melalui beberapa inisiatif seperti QRIS, BI FAST, dan lainnya,” imbuh Jodi.

Lebih lanjut Dia mengatakan, pihaknya juga akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah serta instansi terkait melalui tim pengendalian inflasi nasional & daerah (TPIP & TPID) untuk mengelola tekanan inflasi di sisi penawaran dan meningkatkan produksi.

Selanjutnya, BI juga akan terus membangun kebijakan moneter dan fiskal dengan melakukan koordinasi bersama Pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi