KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Perkembangan aset kripto di Indonesia dinilai bisa menimbulkan berbagai risiko. Sehingga bank sentral lebih mengandalkan mata uang digital Central Bank Digital Currency (CBDC) untuk menghindari sejumlah risiko dari aset kripto tersebut. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Joewono menuturkan, digitalisasi telah mengubah cara manusia dalam melakukan aktivitas di berbagai aspek kehidupan, termasuk aktivitas keuangan. Digitalisasi dan pandemi Covid-19 membuat aset kripto tumbuh semakin cepat. Menurutnya, aset kripto memiliki potensi untuk mengembangkan inklusi dan efisiensi sistem keuangan, namun di sisi lain juga berpotensi menimbulkan sumber risiko baru yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, moneter, dan sistem keuangan.
Bank Indonesia Lebih Pilih Mata Uang Digital Ketimbang Aset Kripto, Ini Alasannya
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Perkembangan aset kripto di Indonesia dinilai bisa menimbulkan berbagai risiko. Sehingga bank sentral lebih mengandalkan mata uang digital Central Bank Digital Currency (CBDC) untuk menghindari sejumlah risiko dari aset kripto tersebut. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Joewono menuturkan, digitalisasi telah mengubah cara manusia dalam melakukan aktivitas di berbagai aspek kehidupan, termasuk aktivitas keuangan. Digitalisasi dan pandemi Covid-19 membuat aset kripto tumbuh semakin cepat. Menurutnya, aset kripto memiliki potensi untuk mengembangkan inklusi dan efisiensi sistem keuangan, namun di sisi lain juga berpotensi menimbulkan sumber risiko baru yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, moneter, dan sistem keuangan.