KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai nilai tukar rupiah yang menguat akan mendukung stabilitas eksternal. Menurut BI, penguatan rupiah didorong oleh aliran modal masuk seiring menariknya prospek ekonomi Indonesia. Data BI menunjukkan, pada Juni 2019, nilai tukar rupiah menguat 1,04% secara point to point dibandingkan akhir Mei 2019 dan menguat 1,13% secara rerata dibandingkan dengan Mei 2019. Penguatan rupiah berlanjut pada Juli 2019 yakni sebesar 1,06% sampai 17 Juli 2019 secara point to point dibandingkan akhir Juni 2019. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, penguatan tersebut didorong oleh menariknya imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik. Selain itu, penguatan rupiah juga didorong oleh persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia yang semakin baik, termasuk pasca peningkatan sovereign rating Indonesia oleh Standard and Poor's (S&P), serta berkurangnya ketidakpastian pasar keuangan global sejalan perkiraan kebijakan moneter global yang lebih longgar.
Bank Indonesia (BI): Penguatan rupiah didorong aliran masuk modal asing
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai nilai tukar rupiah yang menguat akan mendukung stabilitas eksternal. Menurut BI, penguatan rupiah didorong oleh aliran modal masuk seiring menariknya prospek ekonomi Indonesia. Data BI menunjukkan, pada Juni 2019, nilai tukar rupiah menguat 1,04% secara point to point dibandingkan akhir Mei 2019 dan menguat 1,13% secara rerata dibandingkan dengan Mei 2019. Penguatan rupiah berlanjut pada Juli 2019 yakni sebesar 1,06% sampai 17 Juli 2019 secara point to point dibandingkan akhir Juni 2019. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, penguatan tersebut didorong oleh menariknya imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik. Selain itu, penguatan rupiah juga didorong oleh persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia yang semakin baik, termasuk pasca peningkatan sovereign rating Indonesia oleh Standard and Poor's (S&P), serta berkurangnya ketidakpastian pasar keuangan global sejalan perkiraan kebijakan moneter global yang lebih longgar.