JAKARTA. Aliran kredit ke sektor pertambangan dan penggalian belum deras. Pasalnya, harga komoditas masih redup secara global sehingga para bankir menghindari penyaluran kredit ke sektor tersebut demi meminimalisir risiko kredit. Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengakui, penurunan harga minyak, gas dan batubara membuat bank menahan pemberian kredit ke sektor pertambangan dan penggalian. OCBC NISP sendiri mencatat, per kuartal I-2017 penyaluran kredit ke sektor ini hanya tumbuh 4,2% secara tahunan, dan tumbuh 2,3% secara year to date. "Totalnya hampir sekitar Rp 10 triliun, termasuk pertambangan, minyak dan gas, serta batubara," ujar Parwati saat dihubungi KONTAN, Jumat (12/5). Kendati penyaluran kredit ke pertambangan masih rendah, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) OCBC NISP pada sektor ini terjaga di 1,5%-2%.
Bank injak rem kredit ke pertambangan
JAKARTA. Aliran kredit ke sektor pertambangan dan penggalian belum deras. Pasalnya, harga komoditas masih redup secara global sehingga para bankir menghindari penyaluran kredit ke sektor tersebut demi meminimalisir risiko kredit. Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengakui, penurunan harga minyak, gas dan batubara membuat bank menahan pemberian kredit ke sektor pertambangan dan penggalian. OCBC NISP sendiri mencatat, per kuartal I-2017 penyaluran kredit ke sektor ini hanya tumbuh 4,2% secara tahunan, dan tumbuh 2,3% secara year to date. "Totalnya hampir sekitar Rp 10 triliun, termasuk pertambangan, minyak dan gas, serta batubara," ujar Parwati saat dihubungi KONTAN, Jumat (12/5). Kendati penyaluran kredit ke pertambangan masih rendah, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) OCBC NISP pada sektor ini terjaga di 1,5%-2%.