JAKARTA. Bank J Trust Indonesia kembali mengajukan suntikan modal kepada sang induk dengan skema penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dalam aksi ini, eks Bank Mutiara melepas 40 triliun saham baru atau 3,69% dari jumlah modal disetor per 30 Juni 2015 dengan harga pelaksanaan Rp 0,01 per saham. Berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu, bank dengan sandi saham BCIC ini mengincar peroleh dana Rp 400 miliar. "Saham baru ini akan dikeluarkan kepada pemegang saham pengendali berupa saham seri A dengan nilai saham Rp 0,01 per lembar yang diambil dari saham dalam portepel perseroan," tulis informasi itu. Melalui aksi ini, Bank J Trust akan menggunakan dana yang diperoleh untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka pengembangan bisnis. Untuk itu, Bank J Trust juga telah menginformasikan rencana ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 Agustus yang kemudian akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 September mendatang.
Bank J Trust ajukan lagi tambahan modal
JAKARTA. Bank J Trust Indonesia kembali mengajukan suntikan modal kepada sang induk dengan skema penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dalam aksi ini, eks Bank Mutiara melepas 40 triliun saham baru atau 3,69% dari jumlah modal disetor per 30 Juni 2015 dengan harga pelaksanaan Rp 0,01 per saham. Berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu, bank dengan sandi saham BCIC ini mengincar peroleh dana Rp 400 miliar. "Saham baru ini akan dikeluarkan kepada pemegang saham pengendali berupa saham seri A dengan nilai saham Rp 0,01 per lembar yang diambil dari saham dalam portepel perseroan," tulis informasi itu. Melalui aksi ini, Bank J Trust akan menggunakan dana yang diperoleh untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka pengembangan bisnis. Untuk itu, Bank J Trust juga telah menginformasikan rencana ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 Agustus yang kemudian akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 September mendatang.