Bank Jabar Bakal Raih Rp 1,45 Triliun dari IPO



JAKARTA. PT Bank Jabar Banten cukup yakin saham perdananya yang akan dilego di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal diburu investor. Buktinya, bank milik pemerintah daerah Jawa Barat dan Banten ini menaikkan porsi saham yang dilepas ke bursa dari 20% menjadi 25%. Walhasil, total saham yang akan jatuh ke tangan publik naik dari 1,8 miliar saham menjadi 2,24 miliar saham.

"Kami meningkatkan porsi saham IPO ini karena banyak investor korporasi dan ritel yang berminat," ujar Mulyana, salah satu anggota Tim Initial Public Offering (IPO) Bank Jabar Banten, Rabu kemarin (30/6).

Apalagi, pemegang saham Bank Jabar Banten juga memberi keleluasaan pada manajemen untuk melepas saham ke publik hingga 40%.


Dalam prospektus yang dirilis kemarin, Bank Jabar Banten juga menetapkan harga saham perdananya sebesar Rp 600 per saham. Sebelumnya, Bank Jabar Banten menawarkan saham perdananya ini di kisaran Rp 510-Rp 680 per saham. Dengan harga Rp 600 per saham, dari hajatan ini, Bank Jabar Banten bakal meraup dana sekitar Rp 1,45 triliun.

Investor lokal dominan

Eko Juliantoro, Direktur Utama Bahana Securities, yang membantu pelaksanaan emisi saham ini, menambahkan, sejumlah korporasi seperti Taspen menjadi pembeli terbesar IPO saham Bank Jabar Banten. Sementara investor ritel didominasi oleh nasabah-nasabah Bank Jabar Banten. Dengan demikian, hampir 90% saham IPO Bank Jabar terjual ke investor lokal. "Sisanya diambil asing," tambahnya.

Dalam IPO ini, Bank Jabar Banten menunjuk Bahana Securities dan CIMB Securities sebagai penjamin pelaksana emisi. Kedua Sekuritas ini masing-masing mendapat jatah menjual sebanyak 1,19 miliar saham senilai Rp 717, 69 miliar. Adapun sisa saham akan dilego melalui sejumlah sekuritas, seperti AAA Securities, BNI Securities, Ciptadana Securities, dan Mega Capital Indonesia.

Meski dana hasil IPO bertambah, kata Mulyana, penggunaannya tidak akan berubah. Rencananya, 80% dana IPO akan dipakai membiayai ekspansi kredit, terutama kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Adapun, sekitar 10% dialokasikan untuk perluasan jaringan dan 10% sisanya untuk pengembangan teknologi informasi.

Per 31 Desember 2009, Bank Jabar Banten telah mengucurkan total kredit Rp 18,92 triliun, naik 19,51% dari akhir 2008 senilai Rp 15,83 triliun. Sementara sampai kuartal I-2010, bank beraset Rp 35,83 triliun ini mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 210,23 miliar.

Analis Reliance Securities Andrew Siahaan menilai, peningkatan jumlah saham yang dilepas Bank Jabar Banten dalam IPO menandakan bahwa setelah melakukan roadshow, mereka melihat, permintaan pasar sangat tinggi. Potensi itu kemudian dimanfaatkan Bank Jabar Banten untuk menyerap dana lebih besar.

Andrew juga melihat, prospek sektor perbankan masih cukup bagus. Apalagi Bank Jabar Banten bermain di sektor UMKM yang memiliki marjin bunga tinggi. "Bisnis bank ini juga sangat lokal sekali, jadi masih akan terus berkembang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can