KONTAN.CO.ID - SEMARANG. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) mencatat kinerja cemerlang. Sepanjang tahun 2021, laba usaha Bank Jateng tumbuh 14,71% menjadi Rp 1,77 triliun. Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menuturkan, Bank Jateng tetap mampu menunjukkan pertumbuhan, kendati masih mengalami dampak pandemi virus Covid-19. Penyaluran kredit tumbuh 2,78% yoy menjadi Rp 52,53 Triliun, dan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga naik 10,80% yoy menjadi Rp 65,35 Triliun. "Total aset Bank Jateng juga meningkat 9,76% menjadi Rp 80,17 Triliun. Saat ini, Bank Jateng dalam kondisi yang baik, sehat dan terus bertumbuh," terang Supriyatno dikutip dari situs resmi Bank Jateng, Minggu (16/1).
Pada periode yang sama, rasio keuangan Bank Jateng menunjukkan kinerja yang semakin solid. Rasio dana murah (CASA) terhadap DPK meningkat dari 53,59% pada Desember 2020 menjadi 56,93%. Bank Jateng juga mampu meningkatkan pengelolaan operasional dengan semakin efisien, yang tercermin dari penurunan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 76,42%. Baca Juga: BI Fast Pangkas Tarif Transfer, Bankir Yakin Pendapatan Berbasis Komisi Tetap Tumbuh Rasio penyaluran kredit terhadap DPK atau LDR (loan to deposit ratio) meningkat dari 71,53% pada akhir 2020 menjadi 80,38%, yang menunjukkan semakin meningkatnya fungsi intermediasi oleh Bank Jateng untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui penyaluran kredit. Sementara rasio kredit bermasalah (NPL) berhasil diturunkan dari 3,52% pada Desember 2020 menjadi 3,17% dan masih di bawah batasan sesuai ketentuan otoritas maksimal 5%. "Berkat kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, termasuk pengawasan oleh OJK, Bank Jateng sejak tahun 2018 mampu mempertahankan predikat sebagai bank sehat,'' ungkapnya.