Bank Jatim incar perolehan laba Rp 1,1 triliun



JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menargetkan mengantongi laba Rp 1,1 triliun di akhir tahun ini. Perusahaan mengincar pertumbuhan laba antara 15%-18,8%. 

Untuk mencapai target, Bank Jatim mengincar kenaikan kredit 15,25% hingga 17,13% menjadi Rp 31,4 triliun, serta pertumbuhan bunga bersih 14,12% menjadi Rp 4,65 triliun.

Direktur Utama Bank Jatim Soeroso mengatakan, untuk meningkatkan kinerja di sisa tahun ini, perusahaan akan mendorong kredit bagi usaha kecil menengah (UKM). Sehingga, porsi kredit korporasi berbanding ritel di akhir tahun ditargetkan bisa menjadi 20% dan 80%. 


"Pada semester kedua ini, kami mengurangi kredit ke properti," kata Soeroso di Jakarta, Selasa (1/9).

Soeroso optimistis lantaran sepanjang enam bulan pertama tahun ini, potensi UKM di Jawa Timur melesat menjadi 6,8 juta dari sebelumnya 4,2 juta. 

Sebagai informasi, sampai Juli 2015, tercatat kredit konsumer masih mendominasi portofolio Bank Jatim yaitu mencapai 61,64% atau Rp 17,6 triliun. Kedua adalah kredit komersial yaitu sebesar 21,65% atau Rp 6,2 triliun. Ketiga adalah kredit UKM yaitu sebesar 16,71% atau 4,7 triliun.

Soeroso mengatakan, kredit korporasi dikurangi lantaran menyumbang kredit macet yang relatif besar. Per Juni, rasio non-performing loan (NPL) Bank Jatim mencapai 3,8%. 

Untuk menurunkan rasio kredit bermasalah, perseroan mempunyai beberapa strategi. Pertama adalah dengan membentuk risiko divisi kredit yang berfungsi menangani NPL. Kedua, membentuk divisi pembinaaan cabang, ini untuk memberikan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai informasi, pada Juli 2015, tercatat kinerja Bank Jatim memang kurang optimal. Hal ini bisa ditunjukkan dengan laba bersih yang mengalami penurunan 16,26% menjadi Rp 512 miliar. Penurunan laba ini disebabkan oleh kenaikan beban operasional sebesar 37,85%.

Namun tercatat pendapatan bunga bersih perseroan masih naik tipis 9,44% menjadi Rp 1,8 triliun. Selain itu penyaluran kredit juga masih naik 13,44% menjadi Rp 28,6 triliun dan DPK naik 41,68% menjadi Rp 41,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia