JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 25% tahun ini. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan arahan regulator baik Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang meminta kredit perbankan tumbuh di angka 15%-17%."Target kredit tumbuh 25% tahun ini. Kekuatan cukup bagus. CASA mencapai 70%, perbankan rata-rata 50%. Inilah keunggulan kami," jelas Direktur Utama Bank Jatim Hadi Sukrianto di Jakarta, Jumat (25/4). Sekadar informasi, current account saving account atau CASA adalah simpanan masyarakat yang mendapat bunga lebih kecil di perbankan. Produk CASA adalah tabungan dan giro. Hadi menjelaskan, porsi CASA terhadap keseluruhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai 70,8% atau sebesar Rp 28,2 triliun. Menurutnya, mayoritas dana murah berasal dari giro pemerintah daerah.Struktur pendanaan yang didominasi CASA ini menurut Hadi membuat biaya dana (cost of fund) perseroan rendah. "Cost of fund masih cukup rendah 3,16% sehingga kami masih bisa bersaing dari sisi pricing untuk pasar Jawa Timur," ucapnya.Sepanjang kuartal I-2014 ini, bank dengan kode emiten BJTM mencatat penyaluran kredit naik 20,62% dari Rp 18,8 triliun pada akhir Maret 2013, menjadi Rp 22,68 triliun per akhir Maret 2014. Sedangkan DPK tumbuh 10% dari Rp 25,64 triliun menjadi Rp 28,2 triliun.
Bank Jatim menargetkan pertumbuhan kredit 25%
JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 25% tahun ini. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan arahan regulator baik Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang meminta kredit perbankan tumbuh di angka 15%-17%."Target kredit tumbuh 25% tahun ini. Kekuatan cukup bagus. CASA mencapai 70%, perbankan rata-rata 50%. Inilah keunggulan kami," jelas Direktur Utama Bank Jatim Hadi Sukrianto di Jakarta, Jumat (25/4). Sekadar informasi, current account saving account atau CASA adalah simpanan masyarakat yang mendapat bunga lebih kecil di perbankan. Produk CASA adalah tabungan dan giro. Hadi menjelaskan, porsi CASA terhadap keseluruhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai 70,8% atau sebesar Rp 28,2 triliun. Menurutnya, mayoritas dana murah berasal dari giro pemerintah daerah.Struktur pendanaan yang didominasi CASA ini menurut Hadi membuat biaya dana (cost of fund) perseroan rendah. "Cost of fund masih cukup rendah 3,16% sehingga kami masih bisa bersaing dari sisi pricing untuk pasar Jawa Timur," ucapnya.Sepanjang kuartal I-2014 ini, bank dengan kode emiten BJTM mencatat penyaluran kredit naik 20,62% dari Rp 18,8 triliun pada akhir Maret 2013, menjadi Rp 22,68 triliun per akhir Maret 2014. Sedangkan DPK tumbuh 10% dari Rp 25,64 triliun menjadi Rp 28,2 triliun.