JAKARTA. Beberapa bank kecil yakin, likuiditas pada semester II masih aman. Pasalnya, pertumbuhan kredit pun belum akan ngebut. Freenyan Liwang, Direktur Utama PT Bank Sinarmas Tbk memastikan bahwa kondisi likuiditas sampai kuartal II-2017 ini masih terkendali. “Sehingga kami belum terpikir untuk menerbitkan surat utang (di semester II),” ujar Freenyan kepada KONTAN, Jumat (14/7).
Senada, Bambang T. Pramusinto, Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) juga belum ada rencana menerbitkan obligasi untuk memenuhi kebutuhan pendanaan. “Dikarenakan obligasi yang diterbitkan 12 Juli lalu masih memenuhi likuiditas kami,” ujar Bambang. Sebagai informasi, obligasi Rp 2 triliun yang sudah diterbitkan bank Mantap ini mengalami kelebihan permintaan 1,2 kali. Henky Suryaputra, Kepala Keuangan dan Perencanaan Bisnis PT Bank Sahabat Sampoerna mengaku pada semester II masih akan mengandalkan pendanaan dari dana pihak ketiga (DPK). “Kami melihat likuiditas masih cukup (di semester II) sehingga kami tidak ada rencana menerbitkan surat utang,” ujar Henky kepada KONTAN, Jumat (14/7). LDR longgar Ferry Koswara, Direktur PT Bank of India Indonesia Tbk juga mengatakan saat ini likuiditas bank masih lebih dari cukup. Salah satu indikatornya adalah rasio penggunaan dana nasabah untuk kredit atau loan to deposit ratio (LDR) masih di bawah 70%. "Ini karena hasil rights issue kami sebesar Rp 660 miliar," ujar Ferry kepada KONTAN, Jumat (14/7).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai April 2017, likuiditas bank kecil memang masih dibawah rata-rata LDR industri perbankan. Untuk LDR kelompok bank BUKU II (modal inti antara Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun) tercatat sebesar 84,81%. Sedangkan likuiditas BUKU I (modal inti kurang dari Rp 1 triliun) sebesar 73,91%. Sebagai gambaran, LDR industri perbankan per April 2017 sebesar 89,5%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia