JAKARTA. Paket kebijakan baru dari Bank Indonesia (BI) bakal mendorong perbankan lebih jeli mengelola likuiditasnya. Kalangan perbankan menilai, bank bakal lebih aktif mengelola likuiditas lewat pelbagai instrumen yang tersedia di pasar dan tidak lagi tergantung kepada BI. Pjs. Gubernur BI Darmin Nasution mengungkapkan, ekses likuiditas di perbankan tinggi sedangkan kedalaman pasar keuangan domestik masih rendah. Itu sebabnya, enam kebijakan baru yang dikeluarkan BI bertujuan agar bank lebih cermat mengelola likuiditas dengan memanfaatkan instrumen-instrumen pasar keuangan. Contohnya, kebijakan pelebaran koridor suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight (O/N) dari BI rate + 50 basis poin (bsp) menjadi BI rate + 100 bsp. Sebaliknya, BI menurunkan bunga Fasilitas SBI (FaSBI) overnight dari BI rate -50 bps menjadi BI rate -100 bps. "Bank jangan buru-buru datang ke BI ketika butuh likuiditas," kata Darmin, Rabu (16/6).
Bank Kelola Likuiditas Lewat Pasar
JAKARTA. Paket kebijakan baru dari Bank Indonesia (BI) bakal mendorong perbankan lebih jeli mengelola likuiditasnya. Kalangan perbankan menilai, bank bakal lebih aktif mengelola likuiditas lewat pelbagai instrumen yang tersedia di pasar dan tidak lagi tergantung kepada BI. Pjs. Gubernur BI Darmin Nasution mengungkapkan, ekses likuiditas di perbankan tinggi sedangkan kedalaman pasar keuangan domestik masih rendah. Itu sebabnya, enam kebijakan baru yang dikeluarkan BI bertujuan agar bank lebih cermat mengelola likuiditas dengan memanfaatkan instrumen-instrumen pasar keuangan. Contohnya, kebijakan pelebaran koridor suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight (O/N) dari BI rate + 50 basis poin (bsp) menjadi BI rate + 100 bsp. Sebaliknya, BI menurunkan bunga Fasilitas SBI (FaSBI) overnight dari BI rate -50 bps menjadi BI rate -100 bps. "Bank jangan buru-buru datang ke BI ketika butuh likuiditas," kata Darmin, Rabu (16/6).