Bank kerek bunga kredit konsumsi



JAKARTA. Era bunga kredit murah sudah berlalu. Kenaikan suku bunga acuan BI rate sebesar 75 basis poin (bps) dalam dua bulan terakhir mendorong bank untuk menaikkan bunga kredit demi menjaga kinerja keuangannya.Salah satunya adalah Bank Central Asia (BCA). Mulai awal Agustus nanti, bank swasta terbesar di Indonesia milik Grup Djarum ini berencana menaikkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 0,5% dan kredit kendaraan bermotor (KKB) antara 0,5% - 1%. Per akhir Juni lalu, suku bunga dasar KPR BCA mencapai 9,5% dan non-KPR 8,18%.Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaadmaja mengatakan, kenaikan bunga harus dilakukan sebagai dampak kenaikan BI rate dan meningkatnya biaya dana perbankan demi mendapatkan likuiditas. BCA sudah dua kali menaikkan bunga Deposito. Pada April-Mei lalu, BCA menaikkan bunga deposito dari 3,5% jadi 5%, dan kembali dinaikkan menjadi 5,75% pada Juni lalu. "Secara tren, bunga kredit sudah naik sejak April karena beban meningkat dan pertumbuhan kredit harus diredam biar tidak jadi masalah bagi perekonomian," ujar Jahja.  Kenaikan bunga kredit konsumsi memang tidak bisa dihindarkan. Berdasarkan survei BI terhadap 40 bank umum, bunga KPR akan mengalami peningkatan 4 bps pada kurtal III-2013 dari kurtal sebelumnya. Sedangkan kredit kepemilikan apartemen (KPA) akan naik 16 bps. Penyebabnya, kenaikan biaya dana rupiah menjadi 5,45%. Sementara kredit modal kerja dan kredit investasi akan meningkat pada akhir 2013.Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Gatot Murdiantoro Suwondo bilang, kenaikan bunga akan disesuaikan dengan likuiditas BNI dan kondisi pasar. "Kenaikan dan penurunan bunga kredit selalu kami evaluasi," ujarnyaPresiden Direktur Bank Ina Perdania, Eddy Guntardjo menimpali, kenaikan  bunga kredit di bank besar akan diikuti bank kecil. Kenaikan bunga 0,5% akan direspon bank kecil dengan menaikkan bunga 1%. "Bunga bank kecil tidak mungkin lebih rendah dari bank besar karena bank besar beroperasi lebih efisien dan memiliki sumber dana yang lebih murah," ujarnya.Eddy menambahkan, kenaikan bunga bank besar merugikan bank kecil dan nasabahnya. Pasalnya, bank kecil semakin tidak kompetitif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya