JAKARTA. Mekarnya suku bunga deposito akibat kenaikan suku bunga acuan alias BI rate menyebabkan para nasabah lebih tertarik menempatkan dana mereka di produk deposito ketimbang tabungan. Alhasil, bank kesulitan merealisasikan rencana peningkatan porsi dana murah alias current and savings account (CASA). Porsi dana murah yang besar tentu menguntungkan, lantaran bisa menekan biaya dana. Namun, di tengah likuiditas yang mengetat, bank mau tak mau harus berebut dana dengan menawarkan suku bunga deposito tinggi. Tak heran, jumlah dana murah di perbankan justru menurun. Per Oktober 2013, simpanan tabungan turun 0,52% ketimbang posisi September 2013 menjadi Rp 1.118,83 triliun. Jumlah giro juga menurun 1,84% menjadi Rp 842,34 triliun. Sementara, simpanan deposito naik tipis 0,42% menjadi Rp 1.518,06 triliun. Porsi deposito tercatat naik dari 42,81% pada September 2013 menjadi 43,19 pada Oktober 2013.
Bank kesulitan memperbesar porsi dana murah
JAKARTA. Mekarnya suku bunga deposito akibat kenaikan suku bunga acuan alias BI rate menyebabkan para nasabah lebih tertarik menempatkan dana mereka di produk deposito ketimbang tabungan. Alhasil, bank kesulitan merealisasikan rencana peningkatan porsi dana murah alias current and savings account (CASA). Porsi dana murah yang besar tentu menguntungkan, lantaran bisa menekan biaya dana. Namun, di tengah likuiditas yang mengetat, bank mau tak mau harus berebut dana dengan menawarkan suku bunga deposito tinggi. Tak heran, jumlah dana murah di perbankan justru menurun. Per Oktober 2013, simpanan tabungan turun 0,52% ketimbang posisi September 2013 menjadi Rp 1.118,83 triliun. Jumlah giro juga menurun 1,84% menjadi Rp 842,34 triliun. Sementara, simpanan deposito naik tipis 0,42% menjadi Rp 1.518,06 triliun. Porsi deposito tercatat naik dari 42,81% pada September 2013 menjadi 43,19 pada Oktober 2013.