Bank kurang tertarik kredit perikanan



JAKARTA. Sektor perikanan tengah menjadi sorotan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pasalnya, perbankan masih malas menyalurkan kredit ke sektor perikanan yang memiliki risiko kredit tinggi.

OJK mencatat, kredit perikanan hanya memiliki porsi 0,21% atau senilai Rp 9,29 triliun terhadap total kredit perbankan sebesar Rp 4.342,57 triliun per Februari 2017. Nilai kredit bermasalah kredit perikanan ini Rp 312 miliar dengan rasio NPL 3,35% per Februari 2017.

Direktur Pengawasan Bank OJK Irnal Fiscallutfi memprediksi, porsi kredit perikanan hanya naik 0,01% menjadi 0,24% dengan nilai kredit sekitar Rp 12,19 triliun sampai akhir tahun 2017.


Bank masih ogah-ogahan meningkatkan kredit perikanan karena risiko kredit tinggi dan bank memilih fokus pembiayaan kredit ke sektor tertentu. "Jadi keengganan itu bukan karena dia enggan, memang karena niatnya," katanya, Kamis (18/5).

Porsi kredit ke perikanan sangat rendah jika dibandingkan dengan sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai 19,35% dan porsi kredit pengolahan mencapai 17,63% di akhir tahun 2017.

OJK telah memfasilitasi perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor perikanan melalui program Jangkau, Sinergi dan Guideline (JARING). Sebanyak 47 bank telah menyalurkan kredit perikanan melalui program JARING sebesar Rp 6,72 triliun per Maret 2017.

Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Donsuwan Simatupang mengatakan, pihaknya akan terus menyalurkan kredit kepada industri di sektor perikanan. Cara BRI memberikan kredit perikanan melalui kredit usaha rakyat (KUR) dan rekomendasi debitur dari agen BRILink.

Bank berpelat merah ini mencatat outstanding kredit ke perikanan mencapai Rp 9,8 triliun per Maret 2017. Rinciannya, kredit Rp 3,98 triliun ke perikanan on farm dan pinjaman senilai Rp 5,9 triliun merupakan off farm.

Mayoritas kredit perikanan BRI mengalir ke sektor perikanan tangkap dengan nilai kredit Rp 1,99 triliun untuk 50.382 debitur. Diikuti kredit ke budidaya biota air tawar dan payau mencapai Rp 1,49 triliun kepada 42.927 debitur.

Sedangkan, kredit ke budidaya biota air laut hanya 238 miliar untuk 7.770 debitur. Dan, kredit ke jasa perikanan senilai Rp 253,10 miliar kepada 4.414 debitur.

Donsuwan menilai, rasio NPL di sektor perikanan cukup terjaga karena BRI menjaga risiko sejak awal. BRI mencatat rasio NPL kredit perikanan di level 2%. "Kami membiayai kredit dengan pola kemitraan sehingga dapat termitigasi risiko," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini