Bank Lakukan Transformasi di Sejumlah Kantor Cabang Menjadi Smart Branch



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus melakukan penutupan jaringan kantor karena dinilai kurang optimal. Bank pun terus melakukan penataan jaringan kantor di tengah perkembangan digitalisasi, salah satunya dengan melakukan transformasi di sejumlah kantor cabang menjadi smart branch.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total jumlah bank umum di Tanah Air per Februari 2023 mencapai 106 bank dengan total jaringan kantor 25.062 unit. Jumlah kantor ini telah menurun 3.468 unit dari Februari 2022 yang tercatat sebanyak 28.530 unit.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) salah satu yang terus melakukan penataan jaringan kantor. Bank dengan jaringan terluas di Indonesia ini telah menutup 439 unit kantor outlet sepanjang tahun lalu. Sehingga pada tahun 2022 tinggal mencapai 8.553 kantor outlet konvensional. 


Baca Juga: Minat Perbankan untuk Merilis Obligasi Masih Cukup Tinggi pada Tahun Ini

"Secara alami, akibat adanya digitalisasi serta perubahan perilaku masyarakat menyebabkan keberadaan dan fungsi kantor cabang konvensional akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Pandemi yang terjadi menjadi akselerator digitalisasi tersebut, sehingga mempercepat proses yang ada," kata Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto kepada kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Terkait transformasi digital yang tengah dilakukan oleh perseroan, BRI memastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan. Karyawan pada kantor yang ditutup dialihkan kepada kantor BRI lain, atau dialihkan menjadi penyuluh digital.

Ia menjelaskan, terdapat tiga fungsi utama dari penyuluh digital. Pertama, mengajari masyarakat untuk membuka rekening secara digital. Kedua, mengajari masyarakat bertransaksi secara digital. Ketiga meningkatkan literasi digital masyarakat dengan mengajari masyarakat dan mewanti-wanti, hati-hati terhadap kejahatan digital, skimming, social engineering dan lain-lain.

Aestika mengaku, BRI akan terus mengikuti journey literasi digital para nasabahnya. Ke depan, BRI akan terus mendorong lagi adanya migrasi transaksi dari channel fisik ke elektronik channel, seperti BRIMO, ATM, CRM, termasuk juga ke Agen BRILink. Kantor Cabang BRI ke depan difokuskan pada layanan nasabah yang kompleks. Saat ini 98,41% transaksi nasabah sudah dilakukan secara digital, dan sisanya 1,59% dilakukan secara konvensional melalui kantor cabang.

Serupa, PT Bank Mandiri juga terus melakukan pemangkasan jumlah kantor cabang perseroan. Hingga akhir tahun 2022 lalu jumlah kantor cabang BMRI hanya tinggal 2.324 cabang dari posisi pada tahun 2017 yang mencapai 2.597 cabang.

Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri, Aquarius Rudianto menyatakan, sesuai strategi penataan jaringan di tahun 2023, pada tahun 2023 juga diproyeksikan jumlah cabang akan mencapai 2.289, atau akan berkurang 35 kantor cabang.

"Pada prinsipnya strategi pengelolaan human capital Bank Mandiri tidak akan menerapkan lay off. Karena kita akan menata ulang sebaran pegawai di roles-roles yang membutuhkan seperti Sales, Digital, dengan strategi upskill-reskill sesuai talent profiling pegawai," jelasnya.

Aquarius juga mengatakan, bahwa tansaksi cabang cenderung didorong menurun karena digeser ke channel digital.

Baca Juga: Transaksi Uang Elektronik Berbasis Kartu Diramal Bermekaran pada Periode Lebaran

PT Bank Tabungan Negara (BTN) juga mengakui telah menutup 174 jaringan kantor selama periode 2019 hingga 2022. Hal ini dilakukan, karena transaksi sudah bergeser ke digital channel (ATM, MB dan IB).

Direktur Distribution & Funding Bank BTN Jasmin mengatakan, pada posisi 31 Maret 2023 BTN mempunyai jaringan kantor sebanyak 717 outlet yang terdiri dari cabang utama 80 kantor konvensional  dan 33 Cabang Sharia dan KCP sejumlah 604. Terdiri  537 KCP dan 67 KCP Sharia.

"Selama tahun 2023 akan terdapat Penutupan 5 outlet terdiri dari 3 KCP dan 2 KLK Pos," ungkapnya.

Walau begitu, Jasmin menyebut di tahun ini BTN juga akan membuka sebanyak 19 outlet baru terdiri dari 2 setingkat cabang dan 11 KCP dan sisa berupa Kantor fungsi Operasional (KFO)

Ia menjelaskan, bahwa pegawai-pegawai yang outletnya ditutup di alihkan ke unit lain untuk melengkapi kekurangan peg yang ada, jadi tidak ada isu pemutusan PHK terhadap kantor-kantor yang ditutup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .