KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah belum membaiknya permintaan kredit, perbankan makin efisien. Hal ini tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang tercatat mengalami penurunan. Sampai dengan Agustus 2017, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, BOPO secara industri mengalami penurunan dari posisi 81,31% pada akhir Agustus tahun lalu menjadi 78,9%. Jika dirinci berdasarkan bank umum kelompok usaha (BUKU), hanya BUKU II (bermodal Rp 1 triliun - kurang dari Rp 5 triliun) yang mengalami peningkatan BOPO yakni dari 84,01% menjadi 85,16%.
Sementara BUKU I, III dan IV masing-masing mengalami penurunan. Tercatat, BOPO bank BUKU I (bank bermodal kurang dari Rp 1 triliun) turun dari 87,03% di posisi Agustus 2016 menjadi 85,28% di delapan bulan pertama tahun ini. Sementara BUKU III (bank bermodal Rp 5 triliun - kurang dari Rp 30 trilin) turun dari 87,82% menjadi 85,27% per Agustus 2017 dan BUKU IV turun dari 73,93% ke 71,87%. Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/11) juga menyatakan sampai dengan kuartal III 2017 memang telah terjadi efisiensi. Ambil contoh, PT Bank Mayapada Internasional Tbk yang mencatat penurunan BOPO dari kuartal III 2016 82,04% ke level 81,64% di kuartal ketiga tahun 2017. Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi mengungkapkan, efisiensi ini dilakukan dengan cara mengurangi biaya-biaya eksternal terutama biaya kantor dan promosi seefektif mungkin. "Hari ini biaya untuk operasional kantor seperti barang cetakan, tinta, komunikasi fax meski terlihat kecil nyatanya beban yang dikeluarkan relatif besar," ujarnya Hariyono. Lebih lanjut, bank milik taipan ini mengatakan akan terus melanjutkan efisiensi guna menekan beban operasional perseroan. "Target kami untuk tahun depan akan melakukan efisiensi biaya sehingga BOPO bisa 80% bahkan di bawah itu," tambahnya. Jika merujuk laporan keuangan perseroan, sampai dengan Kuartal III 2017 Bank Mayapada memang telah mengurangi beban operasional selain bunga cukup signifikan mencapai 41,22% secara tahunan atau
year on year (yoy) dari sebesar Rp 1,09 triliun di kuartal III 2016 menjadi Rp 642,98 miliar di kuartal III tahun ini. Selain Bank Mayapada, PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) juga tengah melakukan efisiensi. Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso menuturkan perseroan memang telah melakukan optimalisasi terutama dari aktivitas di kantor cabang. Tercatat BOPO Bank Mantap sampai dengan bulan September 2017 turun menjadi 84,85% setelah di tahun sebelumnya sempat menyentuh angka 85,61%.
"Kami optimal menjaga BOPO di bawah 85%, antara lain karena mesin-mesin di cabang yang baru dibuka suda berproduksi," ujar Josephus. Dus, sampai dengan akhir tahun 2018 mendatang pihaknya optimis BOPO akan berada di bawah 80%. Optimisme ini muncul lantaran perolehan pendapatan sudah berada jauh di atas pertumbuhan beban. Sebagai gambaran saja, per kuartal III 2017 bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini mencatatkan beban operasional selain bunga tumbuh mencapai 121,61% yoy menjadi Rp 380,38 miliar. Peningkatan ini, mayoritas dikarenakan adanya penambahan tenaga kerja yang terjadi di Bank Mantap. Tercermin dari meningkatnya beban tenaga kerja sebesar 91,23% secara yoy. Meski beban operasional non bunga melesat naik, pertumbuhan pendapatan operasional perseroan juga meningkat tajam 303,28% dari posisi September 2016 sebesar Rp 27,63 miliar menjadi Rp 113,34 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia