KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (persero) Tbk semakin gencar dalam mendorong pertumbuhan produk uang elektronik alias e-money. Terbaru, bank plat merah ini menandatangani kesepakatan kerjasama strategis dengan 12 bank swasta dan pemerintah. Kedua belas bank itu antara lain PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB), PT Bank Panin Tbk, PT Bank Tabungan Pensunan Nasional Tbk (BTPN), PT Bank Permata Tbk, PT Bank Danamon Tbk, PT Bank Mayapada Internasional Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank KEB Hana Indonesia, PT Bank OCBC NISP dan Bank Agris untuk co-branding e-money. Melalui kerjasama ini, artinya Bank Mandiri telah memiliki 15 bank yang diajak kerjasama setelah sebelumnya dengan PT Bank Pembangunan Daerah Bali, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) dan anak usaha yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
Direktur Distribusi Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, hal ini untuk mendorong program gerakan nasional non tunai (GNNT) yang dimotori oleh Bank Indonesia (BI) serta meningkatkan efisiensi dari masing-masing bank. Hanya saja, kerjasama antara 12 bank ini, menurut Hery masih belum mendapatkan izin dari BI. Tercatat baru 6 bank yang sudah memiliki izin
co-branding oleh Bank Mandiri. "Izin pertama kan
co-branding dan ada
white label atau tidak ada lagi logo Mandiri. Ini memerlukan izin," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (13/12). Lewat kerja sama ini, Bank Mandiri pun memasang target cukup optimis di tahun depan. Hery mengatakan pihaknya berharap dapat menerbitkan uang elektronik sebanyak 18 juta di tahun 2018 mendatang. "Mungkin sekitar 1 juta dari
co-branding, sementara 3 juta dari Bank Mandiri," tambahnya. Sebagai informasi saja, sampai dengan November 2017 jumlah kartu Mandiri e-money telah beredar mendekati 13 juta kartu dengan transaksi lebih dari 510 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,45 triliun. Jumlah kartu tersebut mengalami peningkatan sebesar 48% secara tahunan atau year on year (yoy). Sama dengan jumlah kartu, frekuensi transaksi juga naik 49% secara yoy. Sementara nominal transaksi e-money Mandiri mengalami peningkatan cukup tajam sebesar 62% dibanding November 2016 yang hanya sebesar Rp 3,37 triliun. Dari jumlah kartu yang beredar tersebut 220.000 diantaranya adalah kartu dari 6 bank partner eksisting yakni Bank BTN, Bank BJB, Bank Mayapada, BSM, BPD Jateng dan BPD Bali.Tercatat total penggunaan kartu bank partner adalah sebanyak 2,5 juta transaksi, nilai ini naik sebesar 4 kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk nominal transaksi kartu
co-branding Mandiri sudah mencapai Rp 20,2 miliar atau naik hampir 5 kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hery mengatakan, di masa mendatang pihaknya bakal lebih fokus untuk meningkatkan kesiapan infrastruktur dan teknologi serta keamanan. "Pengembangan channel isi ulang (top up) baik fisik maupun elektronis guna kemudahan pengguna menjadi salah satu prioritas Bank Mandiri," ujarnya. Adapun untuk saat ini, Bank Mandiri sudah memiliki lebih dari 60.000 channel fisik top up dan puluhan ribu merchant yang dapat menerima transaksi uang elektroni. "Selain itu, kami juga sedang mengembangkan Application Programming Interface (API) untuk layanan top up yang direncanakan akan selesai pada kuartal I 2018," ungkap Hery. Secara terpisah, Senior Vice Presiden Transaction, Retail and Sales Banking Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan untuk tahun ini saja Mandiri mematok target penerbitan e-money sebanyak 14 juta kartu. "Target 14 juta, tahun depan total kami target 18 juta. Salah satu strateginya dengan kerjasama co-branding ini," tambahnya. Adapun, di tahun 2018 bank bersandi saham BMRI menyebut pihaknya belum berencana untuk menambah kerjasama dengan bank untuk co-branding e-money. Target dua kali lipat Selain Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) mengatakan pihaknya juga bakal menggenjot peredaran jumlah kartu di tahun depan. Senior Vice President Teknologi Informasi (TI) BNI Dadang Setiabudi mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan dua kali lipat untuk uang elektornik BNI atau BNI TapCash di tahun depan.
"Saat ini kartu TapCash beredar berjumlah 3 juta kartu. Untuk tahun dean ditargetkan meningkat dua kali lipat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12). Sebelummya, Dadang mengatakan transaksi dan peredaran kartu uang elektronik memang tengah mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah Pemerintah menerapkan program elektronifikasi jalan tol. Capaian jumlah kartu TapCash sebanyak 3 juta kartu pun dinilai Dadang sudah sesuai dengan target perseroan sampai akhir tahun 2017. "Saat ini transaksinya (TapCash) sekitar 2 juta sampai 3 juta transaksi per bulan," ungkapnya. Tak kalah dengan Bank Mandiri, Bank BNI juga sudah melakukan co-branding dengan beberapa korporasi dan bank. Salah satunya antara lain PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (BPD DKI) dan anak usaha PT Bank BNI Syariah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia