Bank Mandiri akan jaga biaya dana di kisaran 2,6%-2,8% hingga akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengalami tren penurunan biaya dana (cost of fund/CoF) sejalan dengan fokus mengenjot dana murah dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Hal itu juga didukung oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang aktif memangkas suku bunga acuan sepanjang setahun terakhir.

Hery Gunardi, Wakil Direktu Utama Bank Mandiri mengatakan, hingga akhir tahun, Bank Mandiri menargetkan bisa menjaga biaya dana di level 2,6% -2,8%. Itu turun dari 2,9% pada akhir 2019.

Guna menekan biaya dana, Bank Mandiri akan mengoptimalkan penghimpunan dana murah dengan fokus pada transformasi menjadi bank berbasis transaksi dan memperkuat layanan digital Bank Mandiri.


Baca Juga: Kebut penyaluran dana PEN segmen UMKM, Bank Mandiri gandeng Jamkrindo dan Askrindo

"Saat ini, Bank Mandiri telah memiliki layanan digital banking yaitu Mandiri Online dan Mandiri Cash Management (MCM) untuk melayani kebutuhan nasabah secara daring (online)," kata Hery pada Kontan.co.id, Selasa (7/7).

Hingga Maret 2020, cost of fund Bank Mandiri masih terjaga di 2,76%, atau turun 0,19% dari periode yang sama di tahun 2019. Hery bilang, Bank Mandiri masih tetap menjaga pertumbuhan DPK meskipun permintaan kredit mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19 untuk tetap menjaga kebutuhan likuiditas bank secara umum. Per Maret 2020, kondisi likuiditas Bank Mandiri masih terjaga dengan rasio loan to funding ratio (LFR) di 92,8%.

Kebijakan BI memangkas suku bunga 75 basis point (bps) sepanjang tahun ini telah direspons Bank Mandiri dengan menurunkan suku bunga deposito. Bunga deposito Bank Mandiri sudah turun sekitar 0,25%-0,5% dibandingkan akhir tahun. Penurunan ini semakin mendorong penurunan dana tersebut.

Meski bunga turun, namun penghimpunan deposito Bank Mandiri masih mencatatkan kenaikan pada deposito hingga Mei 2020. Menurut Hery, hal itu disebabkan karena banyak nasabah wait and see untuk melakukan investasi misalnya di properti. "Untuk sementara dana masih disimpan di bank," imbuhnya.

Berdasarkan laporan bulanan Mei 2020, Bank Mandiri mencatatkan DPK sebesar Rp 836,43 triliun, meningkat 14,5% dari periode sama tahun 2019. Dana murah (giro dan tabungan) tercatat sebesar Rp 548,58 triliun maupun dana mahal (deposito) sebesar Rp 287,85 triliun.

Giro dan tabungan tersebut sama-sama tumbuh dua digit masing 14,5% dan 14,9%. Dengan begitu, komposisi dana murah atau CASA Bank Mandiri per Mei 2020 tercatat sebesar 65,6%.

Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) catat sekitar 7% pemegang kartu kreditnya belum aktivasi pin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat