JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ternyata berniat menerbitkan kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA). "Rencana tersebut masih kami kaji," terang Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala N Mansury saat ditemui Selasa malam (18/9). Sayangnya, Pahala masih enggan mengungkapkan berapa nilai KIK EBA yang akan diterbitkan Bank Mandiri. Bahkan perusahaan pelat merah ini masih belum dapat memastikan kapan keluarnya rencana tersebut. "Belum bisa kami confirm," elaknya. Sebenarnya produk KIK EBA saat ini belum terlalu populer. Bahkan hanya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) saja yang sudah menerbitkan produk ini. Likuiditas perdagangan KIK EBA di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun masih sepi peminat dan belum terlalu likuid. Kurang 'lakunya' produk berjenis sekuritisasi aset ini disinyalir karena masih minimnya sosialisasi ke masyarakat. Padahal KIK EBA dapat menjadi salah satu alternatif investor untuk berinvestasi selain saham dan obligasi. Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), di sepanjang 2012 total sekuritisasi dari empat produk KIK-EBA baru mencapai Rp 1,95 triliun. Keempat produk EBA tersebut adalah Danareksa SMF I-KPR BTN, Danareksa SMF II-KPR BTN, Danareksa BTN01-KPR dan Danareksa BTN02-KPR.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank Mandiri akan meramaikan pasar KIK EBA
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ternyata berniat menerbitkan kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA). "Rencana tersebut masih kami kaji," terang Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala N Mansury saat ditemui Selasa malam (18/9). Sayangnya, Pahala masih enggan mengungkapkan berapa nilai KIK EBA yang akan diterbitkan Bank Mandiri. Bahkan perusahaan pelat merah ini masih belum dapat memastikan kapan keluarnya rencana tersebut. "Belum bisa kami confirm," elaknya. Sebenarnya produk KIK EBA saat ini belum terlalu populer. Bahkan hanya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) saja yang sudah menerbitkan produk ini. Likuiditas perdagangan KIK EBA di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun masih sepi peminat dan belum terlalu likuid. Kurang 'lakunya' produk berjenis sekuritisasi aset ini disinyalir karena masih minimnya sosialisasi ke masyarakat. Padahal KIK EBA dapat menjadi salah satu alternatif investor untuk berinvestasi selain saham dan obligasi. Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), di sepanjang 2012 total sekuritisasi dari empat produk KIK-EBA baru mencapai Rp 1,95 triliun. Keempat produk EBA tersebut adalah Danareksa SMF I-KPR BTN, Danareksa SMF II-KPR BTN, Danareksa BTN01-KPR dan Danareksa BTN02-KPR.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News