JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk akan bekerja keras pada tahun ini untuk memperbaiki rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, pihaknya akan kembali melakukan restrukturisasi kredit dari debitur-debitur yang bermasalah karena perlambatan ekonomi maupun debitur nakal. Untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkesinambungan, Bank Mandiri juga perlu mengantisipasi berbagai risiko usaha yang ada, baik akibat situasi perekonomian domestik maupun global. Untuk itu, bank pelat merah ini telah meningkatkan alokasi pencadangan menjadi Rp 24,6 triliun pada akhir 2016 dari tahun sebelumnya Rp 12,0 triliun. Kartika bilang, peningkatan pencadangan Bank Mandiri tahun lalu karena terjadi kenaikan rasio kredit bermasalah. Bank Mandiri mencatat rasio NPL gross sebesar 4,00% per akhir 2016 dibandingkan akhir 2015 di level 2,60%. Sedangkan, NPL net dari 0,90% pada 2015 menjadi 1,53% per akhir 2016.
Bank Mandiri akan tekan NPL di level 3,5%
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk akan bekerja keras pada tahun ini untuk memperbaiki rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, pihaknya akan kembali melakukan restrukturisasi kredit dari debitur-debitur yang bermasalah karena perlambatan ekonomi maupun debitur nakal. Untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkesinambungan, Bank Mandiri juga perlu mengantisipasi berbagai risiko usaha yang ada, baik akibat situasi perekonomian domestik maupun global. Untuk itu, bank pelat merah ini telah meningkatkan alokasi pencadangan menjadi Rp 24,6 triliun pada akhir 2016 dari tahun sebelumnya Rp 12,0 triliun. Kartika bilang, peningkatan pencadangan Bank Mandiri tahun lalu karena terjadi kenaikan rasio kredit bermasalah. Bank Mandiri mencatat rasio NPL gross sebesar 4,00% per akhir 2016 dibandingkan akhir 2015 di level 2,60%. Sedangkan, NPL net dari 0,90% pada 2015 menjadi 1,53% per akhir 2016.