Bank Mandiri akui sedang incar bank untuk diakuisisi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana aksi korporasi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tahun ini semakin terang. Dalam keterbukaannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) Senior Vice President Goverment and Institutional II Bank Mandiri Tedy Y. Danas membenarkan kalau pihaknya tengah mengincar beberapa lembaga keuangan sebagai target akuisisi. Salah satunya adalah perbankan.

"Perseroan senantiasa membuka peluang ekspansi bisnis untuk merealisasikan aspirasi menjadi one stop financial services yang terkemuka di Asia Tenggara. Salah satu penjajakan ekspansi bisnis tersebut antara lain dengan melakukan akuisisi secara langsung dan tidak langsung terhadap lembaga keuangan (termasuk bank) yang dapat membawa sinergi dengan perseroan," tulisnya,Rabu (13/3).

Namun, mengenai nama bank yang sedang disasar pihak Bank Mandiri mengaku belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut terkait hal tersebut. Bank berlogo pita emas ini menambahkan, bila seluruh rencana aksi korporasi ini sudah mendapat kepastian, perseroan bakal melakukan keterbukaan informasi terkait kepada publik.


Sebagai informasi saja, merujuk pemberitaan yang dimuat Kontan.co.id, Selasa (12/3) Bank Mandiri dikabarkan tengah mengincar saham PT Bank Permata Tbk (BNLI).

Berdasarkan penuturan sumber Kontan.co.id, Bank Mandiri didapuk sebagai prioritas utama yang bakal menjadi investor Bank Permata. Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki hak ekslusif untuk akuisisi mayoritas saham BNLI milik Standart Chartered (StanChart) maupun PT Astra International Tbk (ASII).

Waktu yang diberikan oleh pemegang saham BNLI kepada Bank Mandiri yakni selama dua minggu untuk menentukan keputusan dan mengupayakan hal ini. Salah satu alasan ditunjuknya Mandiri sebagai prioritas utama tak lain karena Bank Mandiri lebih diuntungkan secara regulasi.

Aturan tersebut antara lain, investor lokal seperti Mandiri boleh membeli saham bank hingga 40% tanpa melalui fit and proper test terlebih dahulu. Sedangkan investor asing hanya diperkenankan membeli 25% saham bank lokal tanpa fit and proper test.

Pendek kata, tahapan Bank Mandiri bila ingin mencaplok saham Bank Permata jauh lebih singkat ketimbang investor asing yang belakangan santer disebut.

Adapun, Head of Investor Relations Astra Tria Adiani mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih berkomitmen untuk memperbaiki kinerja Bank Permata agar kembali kinclong. Salah satu yang menjadi sorotan yaitu mengenai rasio non performing loan (NPL) Bank Permata yang perlahan membaik.

"Kami ingin agar NPL bisa diturunkan dan prospek bisnisnya baik. Terkait rumor dan spekulasi di pasar. Kami menolak berkomentar," paparnya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3).

Di sisi lain, mengenai rencana Astra terhadap Bank Permata ke depan pihaknya akan terus melakukan evaluasi untuk memastikan investasi perusahaan di Bank Permata tetap positif. "Komitmen kami jelas, ingin Permata sehat dan kuat kembali serta propek bisnisnya baik. Tanpa diganggu oleh persepsi atas rumor dan spekulasi," tegasnya.

Sementara itu, melansir Financial Times (26/2) silam Standard Chartered Bank hendak melepas kepemilikan sahamnya sebanyak 44,56% di Bank Permata. Aksi Standard Chartered ini sendiri disebut sebagai salah satu bagian dari rencana untuk membebaskan modal sebagai imbal hasil ke investor melalui skema pembelian kembali saham (buyback).

Kepala Eksekutif StanChart Bill Winters mengatakan rencana ini dipastikan akan membebaskan modal untuk kembali ke investor melalui kemungkinan buyback saham dan dividen yang lebih tinggi, gain yang diperoleh dapat berlipat ganda pada 2021 dari level saat ini sekitar 20 sen.​

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi