Bank Mandiri baru realisasikan setengah KKP-E



JAKARTA. Meski perbankan menyatakan komitmen besar untuk mengucurkan kredit di sektor pangan, penyerapannya masih minim. Kredit yang dimaksud ialah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) serta Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP).

Dua hal disinyalir menjadi penyebab tersendatnya penyaluran kredit di bawah kedua skema tersebut. "Komitmen dari perbankan ada tapi penyerapannya yang susah. Masalahnya ada dua, skala usaha dan ketersediaan lahan," ungkap Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri Sunarso, Kamis (1/3).Sunarso memberi gambaran secara nasional rata-rata kepemilikan lahan pertanian padi 0,2 hektare per kepala keluarga (KK). Menurut Sunarto, luasan lahan tersebut tidak cukup untuk dikerjakan secara komersial. Alhasil, lahan yang tersedia hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan pribadi."Hasil taninya untuk dimakan sendiri, bukan komersial. Makanya perlu dikoordinasi dalam bentuk kelompok tani, koperasi, kelompok usaha, atau perusahaan inti, baru mereka bisa bankable," kata Sunarso.Sekedar catatan, komitmen pendanaan KKP-E 21 bank sebesar Rp 37,8 triliun. Dari jumlah tersebut, Bank Mandiri berkomitmen Rp 500 miliar. Dari komitmen, Bank Mandiri baru merealisasikan setengahnya.

Tahun ini, Bank Mandiri menyiapkan kerjasama penyaluran kredit KKPE dengan sebuah perusahaan beras yang membina sejumlah petani di kawasan Palembang, Sumatra Selatan. "Di wilayah itu, per petani punya 1-2 hektare lahan sawah. Nanti perusahaan berasnya menjadi avalis atau perusahaan inti bagi petani-petani terebut. Plafon pinjaman yang disiapkan sekitar Rp 30 miliar," ujar Sunarso.Sementara itu, untuk skema KPEN-RP Bank Mandiri berkomitmen mendanai sebesar Rp 11 triliun dari total komitmen nasional sebesar Rp 38,6 triliun. Sejak diluncurkan pada 2007 hingga sekarang, Bank Mandiri baru merealisasikan kredit senilai Rp 2,29 triliun. Sektor kelapa sawit merupakan salah satu yang menjadi fokus dari skema pinjaman tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati