JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyebut meningkatnya suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tidak akan berpengaruh banyak kepada industri. Direktur Bank Mandiri, Royke Tumilaar mengatakan, mayoritas industri telah lebih dahulu price in dan mengantisipasi kenaikan tersebut. Selain itu, Royke juga menyebut menjelang Lebaran pihaknya telah memiliki kebutuhan likuiditas yang cukup untuk ekspansi kredit. "Saya rasa stabil suku bunga, karena demand kredit belum begitu kuat. Hanya di sektor tertentu seperti infrastruktur yang mulai naik," katanya saat ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Kamis (15/6). Bank berkode saham BMRI ini juga secara rata-rata suku bunga kredit Mandiri sudah di bawah 10%. Namun beberapa sektor kredit seperti mikro memang masih mempunyai bunga kredit yang cukup tinggi yaitu 16% sampai 17%. Dalam waktu dekat, Royke mengatakan pihaknya belum berencana akan menaikkan suku bunga kredit baik dalam rupiah maupun dollar AS.
Bank Mandiri belum akan naikkan suku bunga kredit
JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyebut meningkatnya suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tidak akan berpengaruh banyak kepada industri. Direktur Bank Mandiri, Royke Tumilaar mengatakan, mayoritas industri telah lebih dahulu price in dan mengantisipasi kenaikan tersebut. Selain itu, Royke juga menyebut menjelang Lebaran pihaknya telah memiliki kebutuhan likuiditas yang cukup untuk ekspansi kredit. "Saya rasa stabil suku bunga, karena demand kredit belum begitu kuat. Hanya di sektor tertentu seperti infrastruktur yang mulai naik," katanya saat ditemui di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Kamis (15/6). Bank berkode saham BMRI ini juga secara rata-rata suku bunga kredit Mandiri sudah di bawah 10%. Namun beberapa sektor kredit seperti mikro memang masih mempunyai bunga kredit yang cukup tinggi yaitu 16% sampai 17%. Dalam waktu dekat, Royke mengatakan pihaknya belum berencana akan menaikkan suku bunga kredit baik dalam rupiah maupun dollar AS.