Bank Mandiri berniat merilis global bond



JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan menerbitkan global bond atawa obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat. Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansyuri mengungkapkan, setelah DPR menolak usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 5,6 triliun, perseroan akan mempertimbangkan serius penerbitan surat utang global ini.

Menurut Pahala, penerbitan surat berharga seperti senior-debt dalam denominasi dollar AS maupun rupiah, sangat terbuka lebar. "Memang masih kami evaluasi saat ini. Besaran nominal yang kami masukkan dalam Rencana Bisnis Bank sekitar US$ 800 juta-US$ 1 miliar," ucap Pahala di Jakarta, Rabu (11/2).

Pahala mengungkapkan, obligasi sebesar itu akan dikeluarkan oleh bank dengan kode emiten BMRI secara bertahap. Perseroan akan melihat kondisi pasar sebagai bahan pertimbangan. "Kemarin kami bersiap untuk rights issue. Tapi kalau sekarang tidak jadi rights issue, kami sedang melihat kapan proses untuk menerbitkan itu (obligasi)," jelasnya.


Tujuan dari penerbitan surat utang ini, kata Pahala adalah untuk bentuk pendanaan lain, khususnya untuk pendanaan jangka panjang. Sebab, pembiayaan jangka panjang di bank berlogo pita emas ini cukup besar. Pahala menambahkan, jika pengurangan rasio dividen alias dividen payout ratio cukup besar, maka penerbitan surat utang adalah sebagai bentuk diversifikasi funding yang dilakukan Bank Mandiri.

"Tahun ini rencana kami melaksanakan apa yang tahun lalu belum terlaksana seperti sekuritisasi aset KPR jumlahnya msh Rp 750 miliar-Rp 1 triliun dan juga penerbitan obligasi dollar AS," kata Pahala.

Ia menyebutkan, kemungkinan besar penerbitan obligasi berdenominasi dollar AS ini paling cepat terlaksana pada awal semester II-2015. Perseroan menargetkan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) sebesar 85%-86% sepanjang tahun 2015. Angka ini adalah perhitungan perseroan tanpa menerbitkan apapun.

"Kalau misalnya ada bentuk wholesale funding lainnya, LFR (loan to funding ratio) mungkin akan turun. Tapi turunnya berapa, kami belum tahu karena belum kami menghitung berapa," jelas Pahala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia