KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) tengah mengkaji melakukan aksi korporasi tahun ini, termasuk mengejar pertumbuhan secara anorganik dan penguatan modal. Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Bank Mandiri bilang, apabila terlaksana, perseroan memastikan bahwa aksi korporasi dilakukan dalam rangka memberi nilai tambah bagi pemegang saham dan juga sudah melalui pertimbangan bisnis yang matang. "Prosesnya akan kami lakukan secara transparan. Nanti akan dilakukan keterbukaan apabila kita melakukan hal tersebut," kata Sigit dalam IDX Opening Bell, Rabu (16/2).
Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut aksi korporasi apa yang akan dilakukan terkait pertumbuhan secara anorganik. Selain itu, lanjutnya, Bank Mandiri juga akan mendukung pertumbuhan anak usahanya secara anorganik di samping tentunya terus bertumbuh secara organik. Seperti diketahui, Bank Mandiri merupakan perusahaan konglomerasi besar yang memiliki 11 anak usaha. Beberapa di antaranya merupakan market leader di industri seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan Mandiri Sekuritas.
Baca Juga: Bank Mandiri dan BRI Jadi Penguasa Aset Perbankan Bank pelat merah ini optimistis ekspansi bisnis tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu sejalan dengan perkembangan pemulihan ekonomi nasional. Namun, dalam melakukan ekspansi organik, perseroan akan tetap melakukannya secara prudent. Sigit mengatakan, Bank Mandiri menargetkan kredit tahun ini tumbuh diatas 8% dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh dikisaran 8%-10. Bank ini akan berupaya menjaga rasio dana murah dikisaran 73%-75% sehingga biaya dana bisa tetap terjaga rendah. "Pertumbuhan kredit akan fokus ke wholesale di mana kami akan bertumbuh di aset
business lending, fokus pada pengembangan kredit berbasis kewilayahan, akuisisi untuk
loan follow transaction. Sedangkan di ritel kami akan fokus pada value chain, fokus pada kewailayahan dan akuisisi melalui digital channel livin," jelas Sigit.
Sementara dari sisi profitabilitas, Bank Mandiri memproyeksikan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) akan berada di atas level 5% tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto