KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Mandiri membukukan laba sebesar Rp 37,75 triliun pada kuartal ketiga 2025. Adapun pendapatan bunga bersih bank berkode saham BMRI ini tumbuh 4,9% secara tahunan menjadi Rp 78,3 triliun. Bank Mandiri juga mencatat penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp 1.764,32 triliun, tumbuh 11% secara tahunan atau
year on year (YoY). Hal ini membuat total aset konsolidasi Bank Mandiri turut meningkat dan mencapai Rp 2.563 triliun, naik 10,3% secara YoY. Catatan tambahan, secara tahunan, laba Mandiri tersebut turun sekitar 10,14%. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, laba Mandiri mencapai Rp 42,01 triliun. Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan, kinerja ini mencerminkan keunggulan intermediasi Bank Mandiri dalam memperluas pembiayaan yang berorientasi pada produktivitas dan penciptaan nilai tambah ekonomi.
Baca Juga: Ribuan Pelari Memeriahkan Raya Run Surabaya “Kami fokus menjaga pertumbuhan yang berkualitas, didukung tata kelola risiko yang disiplin, serta sinergi lintas segmen dan sektor yang memperkuat daya saing ekonomi nasional. Hal ini sejalan dengan semangat HUT ke-27 Bank Mandiri yang mengusung tema “Sinergi Majukan Negeri”, sebagai komitmen kami untuk terus berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia,” ujarnya saat paparan kinerja perseroan, Senin (27/10). Bank berkode emiten BMRI ini menilai, pertumbuhan tersebut ditopang oleh seluruh segmen bisnis yang ditunjang oleh ekosistem bisnis di wilayah. Realisasi ini lanjut Novita, mempertegas komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat sektor padat karya dan ekonomi kerakyatan selaras dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo. “Kami melihat sektor padat karya, industri berorientasi ekspor, serta industri makanan dan minuman masih menjadi motor pertumbuhan yang signifikan. Kredit yang disalurkan di sektor-sektor ini terbukti memberikan
multiplier effect terhadap lapangan kerja dan daya beli masyarakat,” kata Novita. Ia menegaskan, Bank Mandiri akan terus menjadi mitra bagi pelaku usaha untuk memperluas kapasitas dan daya saing melalui pembiayaan yang berkelanjutan. Pertumbuhan kredit yang solid juga diikuti dengan manajemen risiko yang terjaga. Pada akhir September 2025, rasio kredit bermasalah (
Non-Performing Loan/NPL)
gross bank only tercatat 1,03 persen, dengan rasio pencadangan atau
coverage ratio tetap terjaga baik pada level 271 persen. “Pertumbuhan yang berkelanjutan menjadi prioritas utama kami. Bank Mandiri memastikan setiap langkah ekspansi dijalankan secara terukur dan selaras dengan prinsip kehati-hatian serta tata kelola yang baik untuk menjaga kualitas aset dan kinerja perseroan,” lanjut Novita. Sebagai bank milik negara, Bank Mandiri terus memperkuat perannya sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendorong percepatan ekonomi nasional. Komitmen tersebut tercermin dari penyaluran 74 persen atau sekitar Rp40,7 triliun dari total penempatan dana Kementerian Keuangan sebesar Rp55 triliun hingga akhir September 2025, yang disalurkan kepada lebih dari 24 ribu pelaku usaha di 15 sektor strategis nasional. Penyaluran dana tersebut, juga difokuskan pada sektor-sektor berorientasi ekspor, padat karya, serta UMKM yang diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan. “Kami optimis penempatan dana tersebut mampu menciptakan efek positif bagi perekonomian masyarakat secara nasional. Kami ingin memastikan setiap dana pemerintah yang dikelola Bank Mandiri benar-benar masuk ke sektor produktif,” ungkap Novita. Dia juga menambahkan, kualitas kredit dari penyaluran tersebut juga tetap terjaga optimal sejalan dengan prinsip kehati-hatian perseroan. Tak berhenti di situ, bank berlogo pita emas ini juga aktif dalam mendukung Program Strategis Nasional (PSN) seperti pembangunan infrastruktur, pembiayaan KPR FLPP, hingga program inklusif keuangan desa dan koperasi. Upaya tersebut menjadi bentuk nyata sinergi Bank Mandiri dan pemerintah dalam mempercepat pemerataan ekonomi nasional. Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 13 persen YoY menjadi Rp1.884 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Komposisi CASA tetap dominan sebesar 69,3 persen, mencerminkan keberhasilan strategi dalam menjaga efisiensi biaya dana dan memperkuat likuiditas.
Baca Juga: Citi Indonesia: BI Rate Turun, Kredit Perbankan Bakal Tumbuh Positif Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News