KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pemulihan ekonomi terus berlanjut, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik laju penyaluran kredit perbankan ikut terdorong. Bank Indonesia (BI) mencatat, realisasi fungsi intermediasi perbankan pada tujuh bulan pertama 2022 berhasil tumbuh 10,71% secara tahunan atau
year on year (yoy). Selaras dengan pergerakan kinerja industri perbankan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk turut membukukan perbaikan kinerja di bulan Juli 2022. Seiring dengan kemampuan Bank Mandiri menjaga likuiditas.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan posisi
loan to deposit ratio (LDR) bank only Bank Mandiri per Juli 2022 yang terjaga pada level 87,48%, dengan tren pertumbuhan dana pihak ketiga yang optimal serta didominasi oleh dana murah (CASA).
Baca Juga: Kopra by Mandiri Dukung Digitalisasi Pelabuhan, Tekan Biaya Logistik Tinggi Secara bank only, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp 894,49 triliun atau tumbuh 11,38% secara tahunan di akhir Juli 2022. Rudi menjelaskan, pertumbuhan kredit tersebut salah satunya disokong oleh dua segmen utama perseroan yakni
Wholesale Banking dan
Retail Banking. Dari sisi
wholesale banking, bank bersandi bursa
BMRI ini mencatatkan realisasi sebesar Rp 590,51 triliun, meningkat 10,8% secara tahunan. Bila dirinci, pertumbuhan
wholesale banking yang menjadi andalan perseroan ini disumbang oleh pertumbuhan kredit pada
Corporate Banking sebesar 7,69% secara tahunan. Sementara untuk segmen ritel, bank berlogo pita emas ini mencatat kenaikan 12,53% secara tahunan. Rudi menilai, berdasarkan hasil Tim Ekonom Bank Mandiri pertumbuhan ekonomi domestik masih memiliki ruang untuk tumbuh. Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan kredit khususnya pada sektor yang masih mencatat peningkatan antara lain perkebunan, jasa konstruksi infrastruktur, industri makanan dan minuman, energi dan air, serta jasa keuangan.
Baca Juga: Target Harga Saham Bank Mandiri (BMRI) Dikerek, Ini Penjelasan BRI Danareksa “Dengan kondisi makroekonomi yang semakin membaik, kami optimis kredit Bank Mandiri mampu tumbuh di kisaran 11% secara tahunan secara konsolidasi hingga akhir tahun,” ujarnya, Jumat (2/9). Lebih lanjut, Rudi menambahkan pada segmen
wholesale, Bank Mandiri fokus untuk menjadi
wholesale bank terdepan yang tidak hanya menawarkan kredit, namun juga senantiasa mengakuisisi potensi sumber pendapatan non bunga, antara lain melalui transaksi
trade dan
cash management. Kemudian, pada segmen retail, bank pelat merah bersandi saham BMRI itu terus berkolaborasi menumbuhkan bisnis secara
sustain dan
prudent dengan menargetkan sektor spesifik dan
value chain melalui proposisi digital yang lengkap, cepat, dan andal. Sementara per Juli 2022, total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Mandiri secara bank only telah mencapai Rp 1.013,08 triliun, tumbuh 8,78% secara tahunan.
Baca Juga: BUMN Mempertajam Arah Bisnis Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Hal ini juga diikuti oleh peningkatan rasio CASA Bank Mandiri secara bank only yang terus membaik menjadi 75,82% per Juli 2022 dari periode setahun sebelumnya 73,76%.
“Pertumbuhan tersebut antara lain disumbang oleh CASA yang naik 11,82% secara tahunan di akhir Juli 2022,” imbuhnya. Dalam mendukung kinerja di tahun ini, bank berlogo pita emas ini telah mempercepat transformasi digital. Salah satunya lewat dua produk digital unggulan, yakni Livin’ by Mandiri untuk ritel dan Kopra by Mandiri untuk nasabah
wholesale. “Dalam perjalanan transformasi digital, Bank Mandiri terus mengedepankan kenyamanan dan kebutuhan nasabah. Sehingga fitur-fitur dan layanan yang dihadirkan dapat menjadi solusi transaksi nasabah,” pungkas Rudi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli