KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk sudah mencatatkan prospek cerah dari pendapatan bunga. Bank ini berharap pendapatan bunga sampai akhir tahun bisa tetap tumbuh baik sejalan dengan upaya pemerintah dan regulator dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. Per Mei 2021, bank ini membukukan NII sebesar Rp 21,61 triliun (bank only). Posisi tersebut mengalami peningkatan 4,33% secara YoY. Rudi As Aturridha Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, pencapaian tersebut selaras dengan pertumbuhan kredit perseroan di bulan Mei yang tumbuh 3,29% YoY (
bank only). "Kontribusi utama pertumbuhan kredit tersebut antara lain berasal dari sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi, lalu pertanian, perburuan dan kehutanan, serta sektor konstruksi," ungkap Rudi pada Kontan.co.id, Minggu (4/7).
Bank Mandiri berharap permintaan dan penyaluran kredit bisa kembali pulih sejalan dengan upaya pemerintah dan regulator menjaga pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Ini penyebab prospek pendapatan bunga perbankan kian cerah Di samping itu, sama seperti BRI, Bank Mandiri juga akan tetap mendorong pertumbuhan pendapatan non bunga. "Salah satu caranya, kami terus mendorong pemanfaatan
channel digital untuk terus memudahkan transaksi nasabah, salah satunya lewat pengembangan aplikasi Livin' by Mandiri," Tutup Rudi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tren restrukturisasi kredit perbankan sudah semakin melandai. Hingga pertengahan Juni 2021,
outstanding restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 mencapai Rp 777,31 triliun dengan jumlah debitur 5,25 juta. Sebanyak Rp 292,39 triliun atau 37,62 persen berasal dari UMKM dan Rp 484,92 triliun darai debitur non UMKM.
Posisi tersebut sudah turun cukup signifikan dari akhir 2020 yang mencapai Rp 971 triliunan dengan jumlah debitur 7,6 juta. Ini artinya, sudah banyak debitur yang pulih dari dampak pandemi dan kembali menjalankan kewajibannya kepada perbankan. Berdasarkan Statistik perbankan Indonesia (SPI), pendapatan bunga bersih atau
net interest income (NII) bank umum per April 2021 sudah meningkat sebesar 9,3% secara
year on year (YoY) dari Rp 126,97 triliun menjadi Rp 138,77 triliun. Padahal pada tahun 2020, NII bank umum tercatat mengalami penurunan 1,8% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .