KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Hingga akhir November 2024, PT Bank Mandiri mencatatkan realisasi penyaluran KUR mencapai Rp 37,48 triliun kepada lebih dari 351 ribu UMKM di seluruh Indonesia. Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menjelaskan, angka tersebut hampir mencapai plafon maksimum sesuai ketentuan pemerintah sebesar Rp37,5 triliun, di mana pada Desember 2024 telah tersalurkan sepenuhnya. Secara rinci, sektor pertanian yang menjadi pilar utama rantai pasok pangan mendapatkan alokasi sebesar Rp11,06 triliun atau 29,53% dari total penyaluran KUR.
Baca Juga: Kredit Menganggur Bank Mandri (BMRI) Tumbuh 12,97%, Ini Penyebabnya Menurut Darmawan, hal ini sejalan dengan misi Bank Mandiri terkait kontribusi dalam ketahanan pangan nasional. "Fokus kami adalah memastikan pelaku usaha di sektor pangan mendapatkan akses finansial yang optimal untuk meningkatkan produktivitas mereka," ujarnya, dalam rilis resminya, belum lama ini. Secara rinci, sektor pertanian yang menjadi pilar utama rantai pasok pangan mendapatkan alokasi sebesar Rp 11,06 triliun atau 29,53% dari total penyaluran KUR. Adapun sektor perdagangan mendapat porsi 39,79% atau Rp14,91 triliun. Sektor non-produksi yang melengkapi rantai pasok menerima alokasi sebesar Rp14,91 triliun atau 39,79%. Darmawan menambahkan, Bank Mandiri menggunakan pendekatan yang inklusif dalam mempercepat penyaluran KUR, serta berfokus pada sektor produksi unggulan. Percepatan penyaluran KUR ini juga didukung sinergi bisnis dan kolaborasi bersama nasabah
wholesale.
"Penyaluran KUR ini merupakan bagian dari strategi akuisisi berbasis ekosistem dengan pola
closed loop yang kami optimalkan melalui
value chain nasabah
wholesale Bank Mandiri," katanya. Melalui kolaborasi bersama pemerintah, Bank Mandiri memastikan penyaluran KUR berjalan tepat sasaran dengan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Berbagai sektor prioritas KUR diharapkan mampu memperkuat ekonomi nasional yang berkelanjutan.
"Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang signifikan. Kami percaya bahwa melalui dukungan yang berkelanjutan, pelaku usaha dapat berkontribusi lebih besar dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat," pungkas Darmawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .