Bank Mandiri dan BCA mau akur, asalkan...



JAKARTA. Ini adalah cerita persaingan bisnis dua bank papan atas yang sering berseteru. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bisa jadi makin akur dalam menjalankan bisnis. Tak murni atas kemauan keduanya, namun semua ini hasil "desakan" Bank Indonesia (BI) sebagai regulator perbankan.

Masih ingat interkoneksi jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dua bank di atas? Awalnya sangat alot untuk saling berhubungan. Tapi, atas paksaan Bank Sentral, awal tahun 2012 menjadi sejarah besar bagi keduanya karena mau tersambung.

Peristiwa besar itu kemungkinan akan terulang. Lagi-lagi atas campur tangan BI. Kali ini di jaringan electronic money (e-money). Kedua bank memiliki andalan masing-masing sekaligus memonopoli jaringan tersebut.


Mandiri dengan e-Toll card di jaringan Jasa Marga dan BCA Flazz melalui jaringan parkir milik Secure Parking. Melihat persaingan dua raksasa keuangan ini yang tak menguntungkan nasabah, Gubernur BI Darmin Nasution langsung turun tangan. Yang pertama kali kena semprit BI adalah e-Toll card Mandiri karena dianggap memonopoli dan mengakibatkan antrean panjang di jalan tol.

"Dua sampai tiga tahun sudah cukup (bagi Mandiri) menikmati itu (e-Toll card). Pintu tol itu bukan tempat orang bermacet-macet. Memang untuk kemacetan ada masalah yang lebih struktural, tapi paling tidak bisa mengurangi kemacetan di pintu tol," sindir Darmin, Senin (6/5).

Mandiri langsung takluk pada BI

Mandiri pun langsung takluk dan bersedia mengakhiri monopoli tersebut. Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mau menuruti permintaan wasit perbankan itu asalkan bertahap dan melalui beberapa syarat.

Pertama, kesempatan diberikan untuk kelompok Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). "Kalau anggota Himbara akan kami pertimbangan," kata Budi.

Kedua, Mandiri juga membuka peluang bagi BCA untuk masuk ke e-toll. "Tapi dengan syarat, BCA mau berbagi bisnis e-money yang menguasai parkir dan pembayaran," tandas Budi.

Tak cukup itu saja, Bank Mandiri mematok syarat bahwa transaksi Flazz BCA harus imbang dengan e-toll Mandiri yang rata-rata 9 juta per bulan. Syarat yang ditetapkan tak main-main memang. Wajar saja, karena bank pelat merah ini telah merogoh kocek untuk investasi e-toll sebesar Rp 40 miliar - Rp 50 miliar per tahun.

Mandiri juga mengenakan pembayaran komisi atau fee bagi bank yang ingin masuk ke e-toll, karena kontrak kerja sama berlangsung secara eksklusif selama 10 tahun dengan Jasa Marga.

"Akan ada fee yang dikenakan ke bank lain karena investasi kami sudah ratusan miliar, untuk branding dan infrastruktur," jelas Budi.

Ada yang menarik dalam cerita tender e-Toll card ini. Mengapa Bank Mandiri berhasil mendapat kontrak ekslusif. Sumber KONTAN menceritakan, awalnya yang berhasil meraih tender adalah BCA. Namun karena Mandiri dan Jasa Marga sama-sama berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan keduanya bersinergi, jatuhlah proyek pada bank beraset paling jumbo se tanah air itu.

Transaksi e-money terus bertambah

Tak mau berbelit-belit, BCA mau memenuhi persyaratan Mandiri. "Saya sudah sampaikan ke Pa Ronald Waas (Deputi Gubernur BI), bahwa kami siap membuka Flazz toll untuk Mandiri," terang Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja kepada KONTAN, (7/5).

Menurutnya, sama seperti Mandiri yang punya kontrak eksklusif dengan Jasa marga, BCA juga punya perjanjian yang sama dengan Secure Parking. "Iya, tapi kami mau buka itu untuk kerja sama dengan bank lain," lanjut Jahja.

Sebenarnya, mengapa keduanya terkesan alot? Rupanya kartu e-money masing-masing jadi kue lezat pendapatan non bunga. Tengok saja transaksi e-Toll card Mandiri, sepanjang 2012 mencapai 82,3 juta kali. Nilai tersebut mendominasi total transaksi kartu prabayar Bank Mandiri dengan porsi 85%.

Total volume transaksi kartu prabayar Bank Mandiri sepanjang 2012 mencapai Rp 951 miliar atau melesat 194%.

Per Desember 2012, kartu prabayar Bank Mandiri mencapai 2,6 juta kartu. Jumlah ini bertambah sebanyak 40.000 lembar pada Januari 2013. Kartu prabayar dari Indomart menyumbang jumlah terbanyak hingga 52%, e-Toll 45% dan sisanya dari Gaz Card dan e-Money card.

Sedangkan pendapatan Flazz BCA selama 2012 mencapai Rp 390 miliar naik 40% dari 2011. Sebanyak 70% dari nilai tersebut berasal dari Flazz untuk transportasi (parkir). Kemudian Flazz lainnya, seperti Gramedia dan SPBU tak terlalu besar. Secara total, jumlah kartu Flazz saat ini sebanyak 4 juta unit.

Lalu, kapan ikatan bisnis e-money masing-masing dibuka? Kedua bank belum bisa memastikan kapan hal itu akan terwujud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: