Bank Mandiri dan BRI bagi-bagi dividen, siapa yang lebih besar?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga bank pelat merah telah mengumumkan penggunaan perolehan laba bersihnya pada tahun 2020. Dua diantaranya yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memutuskan membagikan dividen tahun ini. 

BRI tercatat paling tinggi mengalokasikan labanya sebagai dividen di tengah tantangan pandemi Covid-19 yang masih dihadapi perbankan. Bank ini akan membagikan Rp 12,12 triliun sebagai dividen tunai atau 65% dari laba bersih tahun lalu yakni Rp 18,66 triliun. Dividen yang diberikan BRI tersebut setara Rp 98,3 per lembar saham. 

Sementara tahun sebelumnya, rasio pembayaran dividen BRI hanya 60%. Meski begitu, dividen yang dibayarkan per saham mengalami penurunan dari tahun 2019 yakni sebesar Rp 168,1. Penurunan terjadi lantaran laba bersihnya memang terkontraksi tahun lalu sebesar 45,33% dari Rp 34,4 triliun menjadi Rp 18,66 triliun.


Baca Juga: KB Kookmin lebarkan sayap di Indonesia dengan menambah sejumlah layanan finansial

Walaupun BRI unggul dari sisi dividend payout ratio, namun jumlah dividen per saham yang ditebar Bank Mandiri masih jauh lebih besar. Bank ini menetapkan membagi dividen Rp 10,27 triliun atau 60% dari laba bersihnya tahun 2020. Itu setara Rp 220 per saham.

Pemerintah sebagai pemegang saham pengendali BRI dengan kepemilikan 56,6% akan mendapatkan dividen sekitar Rp 6,8 triliun.  Sedangkan dari Bank Mandiri dengan porsi saham 60%, negara akan mendapatkan dividen senilai Rp 6,16 triliun.

Catur Budi Harto Wakil Direktur Utama BRI mengatakan, kenaikan rasio pembayaran dividen tersebut sudah mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan bisnis perseroan secara  berkelanjutan. "Kami sudah hitung, Capital Adequacy Ratio (CAR) masih akan tetap terjaga di atas 18% sehingga masih  cukup memenuhi basel III dan ketentuan PSAK 71,"katanya dalam konferensi pers hasil RUPST, Kamis (25/4).

Dengan posisi CAR tersebut, lanjut Catur, BRI masih memiliki ruang untuk melakukan ekspansi dan mengantisipasi resiko yang muncul dalam pengelolaan operasional perseroan. Tahun ini, BRI menargetkan kredit bisa tumbuh 6%-7%.

Baca Juga: Bank Neo Commerce salurkan kredit senilai Rp 20 miliar lewat P2P lending Restock.id

Tahun lalu, laba bank ini tergerus karena kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Perseroan terpada harus mengutamakan penyelamatan debitur yang terdampak melalui restrukturisasi kredit. Namun, saat ini tren restrukturisasi kredit di BRI menurut Catur sudah semakin melandai.

Sementara Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, besaran dividen yang dibagi Bank Mandiri sangat sejalan dengan komitmen manajemen perseroan untuk bisa berkontribusi secara optimal kepada negara serta keinginan untuk menjadi mitra finansial utama pilihan nasabah, salah satunya dengan layanan digital banking yang handal dan simpel.

Editor: Tendi Mahadi