Bank Mandiri disiapkan beradu di ASEAN



JAKARTA. Latar belakangan, keinginan pemerintah menyuntik modal PT Bank Mandiri Tbk sebesar Rp 5,6 triliun terkuak. Ketimbang bank BUMN lain, pemerintah menilai bank dengan kode emiten BMRI ini paling siap bertarung di pasar ASEAN.

Dalam dokumen usulan tambahan penyertaan modal negara (PMN) yang disusun Kementerian BUMN disebutkan, saat ini, Bank Mandiri adalah bank yang paling siap jadi Qualified Asean Bank (QAB). Masuk kategori QAB, berarti bank boleh berekspansi di seluruh negara Asean.

"Bank Mandiri baik dari modal, prospek maupun fokus usaha adalah bank yang paling siap menjadi calon QAB," tulis dokumen itu. Salah satu kriteria QAB adalah bank harus memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sesuai Basel III minimal 17,5% di tahun 2019. Hingga September 2014 lalu, CAR Bank Mandiri tercatat baru 16,47%.


Agar syarat QAB itu terpenuhi, pemerintah akan memberikan suntikan dana Rp 5,6 triliun, lewat penerbitan saham baru alias rights issue senilai total Rp 9,3 triliun. Hitungan Bank Mandiri, suntikan modal tersebut akan membuat modal bank ini di atas Rp 100 triliun dan CAR lebih dari 17%.

Tambahan modal itu akan mengerek posisi Bank Mandiri di Asean. Bank ini akan naik peringkat ke urutan ketujuh bank bermodal terbesar di Asean. Modal Mandiri akan menjadi US$ 8,7 miliar dari saat ini sekitar US$ 7,89 miliar).

Pahala Nugraha Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri bilang, jika tak ada tambahan modal dari right issue di tahun ini, rasio modal Mandiri hanya akan 16,22% di 2019, di bawah syarat minimal 17,50%.

Reza Priyambada, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia menilai, ketimbang bank lain, Bank Mandiri memang paling siap. Sebab, bank ini memiliki kapasitas dan mampu bersaing dengan bank-bank lain di Asean. Selain Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) sejatinya juga berpotensi menjadi QAB. Sampai September, bank spesialis kredit usaha mikro, kecil dan menengah ini memiliki modal US$ 7,67 miliar.

Laiknya, Bank Mandiri, BRI tentu membutuhkan tambahan modal pemerintah. Namun, Gatot Trihargo, Deputi Bidang Jasa Usaha Kementerian BUMN mengatakan, pemberian PMN ke BRI belum akan dilakukan tahun ini, tapi di tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie