Bank Mandiri dorong penyaluran KUR ke sektor produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk menyebut sampai akhir tahun 2018 pihaknya terus menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) terutama ke sektor produksi sesuai dengan arahan pemerintah. Salah satunya, Bank Mandiri ingin meningkatkan penyaluran KUR ke sektor pertanian perkebunan ke wilayah-wilayah basis pertanian seperti wilayah Jawa Barat.

Dari penyaluran KUR Bank Mandiri sebesar Rp 15,28 triliun pada Januari hingga Oktober 2018, KUR produksi yang digelontorkan mencapai Rp 7,49 triliun atau 49% dari total KUR tersalurkan. Dari nilai itu, penyaluran ke sektor pertanian baru sebesar 37%. Adapun 54% ke sektor jasa produksi, 0,5% ke sektor perikanan dan 8,5% ke sektor industri pengolahan.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, keinginan tersebut dikarenakan saat ini sektor pertanian masih menjadi salah satu sumber mata pencarian utama masyarakat Indonesia. Selain itu, langkah ini diharapkan dapat membantu memperkuat ketahanan pangan nasional.


“Kami menyadari bahwa sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang memiliki risiko tinggi, terutama karena faktor cuaca. Untuk itu, kami telah menyiapkan beberapa strategi dalam penyaluran KUR ke sektor pertanian, dimana salah satunya adalah penyiapan KUR skema khusus bagi kelompok tani dan nelayan (Gapoktan),” kata Kartika dalam keterangan resminya, Minggu (11/11).

Pada KUR skema khusus ini, petani akan diberikan pilihan cara pembayaran, yakni secara angsuran ataupun secara sekaligus sesuai masa panen. “Skema Gapoktan ini juga kami kembangkan melalui pengelolaan bersama dalam bentuk klaster dengan menggunakan mitra usaha penjamin pembelian atau off taker. Artinya petani sudah memiliki kepastian pembeli dengan harga sesuai pasaran,” lanjut Tiko sapaan akrab Kartika.

Kartika menjelaskan, pendekatan tersebut telah terbukti memberikan hasil yang optimal saat Bank Mandiri mendukung program perhutanan sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berupa revitalisasi lahan tambak udang di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

“Dalam program itu, Bank Mandiri memberikan KUR kepada Klaster Gapoktan nelayan tambak di Muara Gembong untuk meningkatkan hasil panen udang dengan off taker dari Perum Perindo. Hasilnya sangat baik karena produktifitas naik signifikan dan nelayan mampu mengembalikan KUR yang diterima,” katanya.

Dia melanjutkan, saat ini Bank Mandii telah menjajaki penerapan pendekatan KUR skema khusus tersebut di lokasi pertanian perkebunan potensial di Jawa Barat, seperti di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan.

Kartika juga menambahkan, pihaknya optimistis dapat memenuhi penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp 17,56 triliun, serta mencapai target penyaluran komposisi KUR produksi sebesar 50%.“Penyaluran KUR kami saat ini sudah mencapai kisaran 87% kepada 225.526 debitur dan dengan waktu yang tersisa, kami yakin dapat memenuhi target tersebut,” kata Kartika.

Khusus di Jawa Barat, jelasnya, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 1,93 triliun kepada 28.510 debitur, dimana 38% atau Rp 739 miliar merupakan KUR sektor produksi. Dalam penyerahan tersebut, Presiden Joko Widodo juga menyaksikan penyerahan bantuan hibah Bank Mandiri untuk masyarakat Jawa Barat senilai sekitar Rp 456 juta, yang simbolisasinya diserahkan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.

Dari nilai itu, bantuan mesin pengelolaan kopi Rp 46 juta serta bantuan perbaikan sarana umum Ekowisata Gunung Puntang senilai Rp 300 juta diserahkan kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bukit Amanah dan LMDH Gunung Rakutak, Kabupaten Bandung.

Selanjutnya, dana senilai Rp 60 juta digunakan untuk pengadaan mesin pengolah mangga oleh LMDH Rimba Raya Lestari, Kabupaten Majalengka. Terakhir, Bank Mandiri juga menyerahkan dana Rp50 juta untuk pengadaan mesin pengolah karet kepada LMDH Mekar Jaya, Kabupaten Majalengka. "Bantuan CSR ini merupakan bentuk dukungan Bank Mandiri terhadap model bisnis upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat hutan sosial," kata Kartika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi