Bank Mandiri dorong transaksi digital pelaku bisnis ritel di tengah pandemi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri terus meningkatkan pemanfaatan transaksi non tunai oleh masyarakat untuk mendorong efisiensi dan kenyamanan bertransaksi. Ini merupakan terobosan perseroan dalam upayanya mendukung bisnis ritel agar bertahan di masa pandemi. 

Bank pelat merah ini berupaya terus menambah jumlah merchant yang menjadi mitra perseroan dalam memperluas akses transaksi online masyarakat seiring dengan pergeseran perilaku masyarakat di era New Normal.

Hingga akhir 2020, mitra merchant yang dapat melayani berbagai transaksi non tunai Bank Mandiri terus bertambah hingga 250.000 merchant EDC fisik dan e-commerce/online. Dari jumlah merchant tersebut, tercatat frekuensi transaksi finansial yang dibukukan pada sepanjang mencapai lebih dari 160 juta transaksi dengan volume hampir mencapai Rp 100 triliun. 


Merchant-merchant tersebut berasal dari berbagai sektor ekonomi, seperti F&B, fashion, groceries, pariwisata, supermarket atau department store, online merchant dan retail merchant lainnya.

Menurut Direktur Jaringan & Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto, pihaknya terus menyasar merchant-merchant baru untuk menjadi mitra dalam memberikan kemudahan pembayaran kepada masyarakat, terutama di wilayah-wilayah.

“Kami melihat dengan kehadiran mitra merchant, Bank Mandiri juga dapat terus berkembang melakukan inovasi di bidang transaksi digital seiring juga dengan meningkatnya kebutuhan solusi baru di era teknologi informasi ini. Oleh karena itu, kami ingin terus meningkatkan kualitas hubungan dengan para mitra merchant agar dapat tumbuh bersama untuk kemakmuran Indonesia," kata Aquarius dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (17/3).

Baca Juga: Hore, bank swasta besar ikut turunkan suku bunga dasar kredit (SBDK) ke single digit

Dia mengungkapkan, salah satu inisiatif untuk memperkuat hubungan baik itu adalah melalui event merchant gathering yang dilakukan secara virtual sesuai protokol kesehatan. 

Merchant gathering sendiri merupakan event tahunan yang juga digunakan sebagai wahana untuk memberikan update informasi terkini mengenai Bank Mandiri, termasuk layanan terbaru dan rencana bisnis, serta perkembangan perekonomian Indonesia. 

"Untuk mengoptimalkan manfaat yang bisa diperoleh mitra merchant, kami juga memberikan tips-tips tentang pengembangan usaha, khususnya adaptasi proses bisnis akibat pandemi covid-19 dan pergeseran perilaku konsumen," tutur dia.

Aquarius mencontohkan, adaptasi proses bisnis tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai produk transaksional terbaru Bank Mandiri seperti penggunaan Yokkebiz sebagai sarana omni channel online dan offline dengan sistem terintegrasi untuk semua metode pembayaran yang dapat memudahkan pelanggan dalam bertransaksi.

"Produk bermanfaat lainnya bagi mitra merchant adalah Open Banking API melalui portal API Bank Mandiri yakni developer.bankmandiri.co.id. https://developer.bankmandiri.co.id/#default/home 

Produk ini dilengkapi dengan berbagai fitur dan layanan, seperti fitur inquiry rekening, direct debit, top up emoney, serta bill payment. Selain itu, masih ada berbagai fitur service lainnya yang akan terus dikembangkan untuk memperluas akses nasabah melalui kerja sama dengan Ekosistem Fintech maupun eCommerce," kata Aqua

Adaptasi lain yang terus didorong kepada mitra merchant adalah transformasi layanan mobile banking melalui produk Livin by Mandiri sebagai financial super app, dimana nasabah dapat mengakses produk dan layanan keuangan dalam satu aplikasi mobile banking. 

Transformasi yang mengintegrasikan teknologi AI (Artificial Intelligence) dalam new mobile banking ini akan memberikan personal offerings yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter nasabah untuk mendukung kebutuhan lifestyle experience Nasabah. 

"Berbagai inovasi digital banking yang diperkenalkan kepada mitra merchant ini merupakan bagian dari komitmen Bank Mandiri menjadi mitra finansial utama pilihan masyarakat Indonesia dengan dukungan produk dan layanan digital banking yang handal dan simpel," pungkas dia.

Selanjutnya: Bisnis debitur bank mulai pulih, potensi NPL dari restrukturisasi kredit turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari