Bank Mandiri ekspansi ke kredit pensiunan



JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah meneken kerjasama dengan PT Taspen dan PT Pos Indonesia. BMRI mengundang masuk kedua rekan BUMN-nya itu menjadi pemilik di anak usaha BMRI, Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) yang akan menerbitkan saham baru. Detail kepemilikan di BSHB kelak, kini masih dirundingkan.Lewat langkah ini, BMRI ingin mencicipi pasar kredit pensiunan. Analis Ciptadana Securities, Syaiful Adrian menilai, upaya BMRI cukup tepat, mengingat mereka tengah berupaya meningkatkan porsi kredit konsumen.Menurut Syaiful, pasar kredit konsumen untuk pensiunan lumayan cerah karena punya tiga keunggulan. Pertama, tingkat risiko tergolong rendah, apalagi akan bersinergi dengan Taspen selaku pengelola dana pensiunan.Kedua, jatuh tempo kredit konsumen cukup cepat sehingga dana bisa lebih cepat berputar. Ketiga, bunga kredit konsumen paling tinggi sehingga lebih menguntungkan.Soal pendanaan tak menjadi masalah, sebab dana pihak ketiga BMRI cukup besar. "Pertumbuhan dana pihak ketiga mencapai 15% per tahun," imbuh Adrian.Dalam risetnya, analis Bahana Securities, Teguh Hartanto memperkirakan, kepemilikan BMRI di BSHD masih berkisar 53,5%. Sedangkan, PT Pos dan PT Taspen masing-masing akan mengapit 20,2% saham.Analis Danareksa Sekuritas, Eka Savitri memprediksi, kontribusi kredit pensiunan tak signifikan mendongkrak pendapatan BMRI. Menurut dia, kredit pensiunan hanya akan jadi pelengkap layanan BMRI agar kian beragam. Fokus BMRI masih di kredit korporat. Berdasarkan data per September 2012, alokasi kredit korporat mencapai 38%, sementara kredit komersial dan ritel masing-masing 30% dan 32% dari total kredit yang disalurkan BMRI.Syaiful menghitung, pendapatan bersih BMRI tahun ini akan naik 12,4% menjadi Rp 30,7 triliun dari proyeksi pendapatan tahun 2012 sebesar Rp 27,3 triliun. Laba bersih juga akan terkerek 11,7% dari Rp 14,5 triliun menjadi Rp 16,2 triliun Sub judulKetiga analis merekomendasi beli saham BMRI. Syaiful memberi target harga Rp 11.000 per saham yang mencerminkan price to book value (PBV) 2,4 kali. PBV BMRI lebih rendah dari BBRI yang 2,6 kali atau BBCA 3,4 kali. Eka dan Teguh masing-masing memasang target harga Rp 9.900 dan Rp 10.400 per saham. Kemarin, harga saham BMRI naik 2,29% ke Rp 8.950 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: