Bank Mandiri geber kredit korporasi dan konsumer



JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk akan mengandalkan dua segmen kredit yaitu kredit korporasi dan kredit konsumer untuk mencapai target kredit sebesar 12% di tahun 2016. Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, dua kredit ini mencatat pertumbuhan kredit yang tinggi dengan risiko yang terjaga.

Misalnya, kedit korporasi akan tumbuh sebesar 15% di tahun ini. Royke Tumilaar, Direktur Korporasi Bank Mandiri menyampaikan, pihaknya akan imbang dalam memberikan kredit korporasi ke swasta maupun BUMN. “Untuk sektor kredit korporasi mayoritas akan mengalir ke infrastruktur,” katanya, Minggu (30/10).

Dengan asumsi pertumbuhan kredit korporasi sebesar 15% maka akan mencapai sekitar Rp 230,11 triliun per akhir tahun 2016 dari perhitungan realisasi kredit korporasi sebesar Rp 200,1 triliun per akhir tahun 2015. Adapun, oustanding kredit berjumlah besar ini telah mencapai Rp 212,4 triliun per kuartal III-2016.


Dari total kredit korporasi yang mencapai Rp 212,4 triliun, terdapat Rp 96,9 triliun pembiayaan kredit mengalir untuk infrastruktur. Kredit tersebut senilai Rp 15,4 triliun untuk jalan tol, Rp 32,1 triliun untuk tenaga listrik, Rp 37,1 triliun untuk transportasi (bandar udara, pelabuhan dan kereta api), serta Rp 12,4 triliun untuk telekomunikasi.

Sedangkan, Bank Mandiri menargetkan untuk kredit konsumer tumbuh 15%-18% di tahun ini. Tardi, Direktur Ritel Bank Mandiri mengatakan, segmen kredit pemilikan rumah (KPR), kredit tanpa agunan (KTA), dan kredit kendaraan bermotor (KKB) masih menjadi penopang kredit konsumer.

Untuk segmen kartu kredit masih akan lambat.“Kami mengincar pertumbuhan KPR sebesar 15%-20% di tahun ini,” ucap Tardi.

Artinya, bank berplat merah ini akan mengalirkan kredit KPR hingga Rp 30,85 triliun-Rp 32,19 triliun di akhir tahun 2016 dari perhitungan realisasi KPR Rp 26,83 triliun di akhir tahun 2015. Perusahaan mencatat oustanding KPR sudah mencapai Rp 28,00 triliun per kuartal III-2016.

Tardi menjelaskan, permintaan kredit perumahan mulai bergairah setelah Bank Indonesia (BI) melonggarkan aturan loan to value (LTV) pada rumah pertama dan kedua, serta memperolehkan inden untuk rumah kedua. “Permintaan KPR untuk rumah pertama dan rumah kedua menjadi pendorong KPR,” tambahnya.

Kemudian, kredit KKB akan tumbuh 15% atau mencapai sekitar Rp 20,24 triliun di akhir tahun 2016 dari perhitungan KKB senilai Rp 17,60 triliun di akhir tahun 2015. Perusahaan mencatat realisasi kredit telah mendekati target yaitu Rp 20 triliun per kuartal III-2016. Untuk KKB, Bank Mandiri akan mengandalkan dua anak perusahaan untuk pembiayaan kendaraan.

Dan untuk KTA ditargetkan tumbuh 15%-20% di tahun ini, Tardi menambahkan, bisnis kartu kredit masih akan lesu karena rencana data kartu kredit untuk memperoleh pajak berimbas pada penurunan penggunaan kartu kredit. Alhasil, kartu kredit diprediksi hanya tumbuh 3%-5% di tahun ini, dari penurunan pertumbuhan 0,11% di kuartal III-2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto