Bank Mandiri jual 31% saham Bank Sinar



JAKARTA. Rencana Bank Mandiri membentuk usaha patungan dengan PT Pos Indonesia dan PT Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) segera terwujud. Ketiga badan usaha milik negara (BUMN) ini bersepakat menjadikan Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) sebagai anak usaha bersama.

Jika tak ada onak dan duri, manajemen ketiga BUMN itu akan menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) di Kementerian BUMN, hari  ini, Kamis (31/1). Sebelumnya, mereka berencana menandatangani kesepakatan awal Januari 2013.

Skema pembentukannya, Bank Mandiri akan melepas sebagian saham Bank Sinar  Harapan ke Taspen dan Pos. Jumlahnya antara 21% hingga 31%. Jika opsi maksimal yang dipilih,  kepemilikan saham Bank Mandiri akan tergerus menjadi 50,46%.


Saat ini, Bank Mandiri menggenggam 81,46% saham bank yang berpusat di Bali tersebut. "Kami tetap menjadi pemilik mayoritas di Bank Sinar. Kepemilikan kami nanti  sekitar 50%-60%," kata Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri, Rabu (30/1).

Direktur Utama Pos Indonesia, I Ketut Mardjana, membenarkan bakal ada penandatangan MoU. Namun, ia memberikan informasi yang berbeda dengan Zulkifli mengenai porsi kepemilikan di Bank Sinar.

Menurut Mardjana, Pos dan Taspen akan memiliki saham di Bank Sinar masing-masing sebesar 20,2% dengan nilai modal disetor sekitar Rp 174,73 miliar. Artinya, kedua BUMN tersebut bakal menguasai 40,4% saham, sementara kepemilikan Mandiri berkurang menjadi 41,06%.

Kepemilikan Bank Mandiri  bisa saja lebih dari 50%. Caranya, mengakuisisi saham milik investor lain sebanyak 18,54%. Namun, opsi ini masih dalam pembahasan.

Mardjana menjelaskan, Pos mau berinvestasi di anak usaha Bank Mandiri karena ingin memperluas akses masyarakat ke perbankan. Jaringan pos yang berjumlah ribuan dan tersebar di pelosok  itu bisa dioptimalkan untuk bisnis pengiriman uang (remitansi) hingga penyaluran kredit ke usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Bank Mandiri juga untung, karena bisa memperbesar porsi kredit UMKM tanpa harus berekspansi besar-besaran. Biayanya lebih murah ketimbang membangun jaringan sendiri ke pedalaman. "Kami ingin menangkap peluang baru dengan menggandeng bank," kata Mardjana.

Izin ke Bank Indonesia

Ke depan, Bank Mandiri juga bisa memanfaatkan jaringan Pos sebagai outlet bank. Ini sejalan dengan rencana Bank Indonesia mengatur bisnis branchless banking atau cabang tanpa kantor. Saat ini Bank Mandiri sudah bekerjasama dengan operator seluler, Axis, untuk melayani nasabah.  

Zulkifli menambahkan, ketiga pemilik ini juga berencana menyetor modal Bank Sinar sehingga rasio permodalan akan meningkat tajam menjadi Rp 500 miliar dari saat ini Rp 100 miliar.

Sebagai pemilik mayoritas, Bank Mandiri akan mengucurkan modal antara 50% - 60%, dari Rp 500 miliar atau sekitar Rp 200 miliar - Rp 250 miliar. "Ke depan, Bank Sinar perlu memperkuat modal untuk ekspansi bisnis," kata Zulkifli, tanpa menyebutkan pemasukan yang diperoleh Mandiri dari penjualan saham ini. 

Informasi saja, per September 2012, bank yang berpusat di Bali itu memiliki aset sebesar Rp 1,08 triliun dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 20%. Meskipun bermodal kuat, pertumbuhan bisnisnya terbilang lambat. Kredit misalnya, hanya tumbuh 1% menjadi Rp 624 miliar dari posisi akhir 2011. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 8% menjadi Rp 883 miliar.

Asetnya hanya bertambah 7% selama setahun terakhir. Selain itu, dari sisi kinerja juga tidak menggembirakan. Pendapatan bunga bersih hanya naik 7,6% menjadi Rp 69,7 miliar. Laba bersihnya Rp 12 miliar, naik 8,8%

Zulkifli menyampaikan, setelah menandatangani MOU joint venture dengan Pos dan Taspen, manajemen akan mengajukan izin ke BI untuk pembentukan anak usaha dan perubahan kepemilikan saham. Maklum, belum lama ini BI mengeluarkan aturan kepemilikan saham perbankan yakni maksimal 40% untuk lembaga keuangan, 30% untuk lembaga non keuangan dan 20% untuk perorangan. "Kami akan MoU, kemudian kami akan izin dulu ke BI sebagai dasar adanya kesepakatan," ucap Zulkifli.

Seperti diketahui, ketiga perusahaan pelat merah ini ingin membentuk Bank Sinar menjadi bank untuk financial inclusion, yakni memberikan pelayanan kredit mikro, simpanan mikro, jasa pengiriman uang (remitansi), simpanan pensiunan, dan pengembangan kantor virtual bank atawa branchless banking. "Kami sudah mengembangkan pilot project  branchless banking di Bank Sinar. Setelah aturan BI resmi keluar, kami akan lebih agresif mengarah ke sana," jelas Zulkifli.       n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: