Bank Mandiri kemungkinan tolak konversi Merpati



JAKARTA. Rencana maskapai penerbangan pelat merah, PT Merpati Nusantara Airlines, mengonversi kewajiban menjadi saham untuk melunasi utangnya sebesar Rp 6 triliun kemungkinan bakal terganjal. Hal itu karena para kreditur enggan melakukannya sebab Merpati masih rugi.

Sumber eksekutif dari PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, kemungkinan bank dengan ticker saham BMRI yang menjadi salah satu kreditur itu tidak akan menerima tawaran konversi tersebut. Hal ini disebabkan Merpati masih rugi. Selain itu, upaya konversi piutang menjadi saham juga harus mendapat persetujuan dari pemegang saham dan DPR.

"Selain sangat sulit direalisasikan, butuh proses panjang untuk melakukan konversi utang menjadi saham. Selain RUPS (rapat umum pemegang saham), juga butuh persetujuan DPR sehingga tidak mungkin dilakukan dalam enam bulan ke depan," ujarnya, Minggu (2/6) malam.


Ia mengatakan, kasus Merpati berbeda dengan Garuda. Saat itu, Bank Mandiri bisa mengonversi piutang menjadi saham Garuda karena kondisi keuangan maskapai itu sudah membaik dan neraca tidak negatif.

"Selain itu, Garuda juga memiliki rute-rute yang menguntungkan sehingga Bank Mandiri mau mengonversi piutang di Garuda menjadi saham," ujarnya.

Saat dikonfirmasi mengenai kemungkinan tersebut, Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin memilih tidak berkomentar. "Saya sedang di Beijing," tulisnya melalui pesan singkat.

Sebagaimana diketahui, Merpati mengajukan opsi mengonversi utangnya dalam bentuk mandatory convertible bond (MCB) sebelum diubah menjadi kepemilikan saham. Opsi ini dilakukan dalam rangka melunasi utang-utangnya senilai Rp 6 triliun. Saham-saham dari para kreditur bisa dijual saat maskapai ini melaksanakan penawaran publik perdana (initial public offering/IPO).

Direktur Utama Merpati Rudy Setyopurnomo menjelaskan, skema tersebut mengikuti langkah PT Garuda Indonesia Airlines Tbk yang berhasil mengonversi utang menjadi saham. Dengan demikian, para kreditor bisa mendapatkan kembali dananya setelah saham di Garuda dilepas saat maskapai ini IPO. (Bambang P Jatmiko/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: