Bank Mandiri klaim likuiditasnya saat ini masih sehat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyebut likuiditas perseroan masih cukup sehat hingga saat ini. Hal ini seiring dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih cukup tinggi di kuartal I tahun ini yakni 13,7% year on year (YoY) menjadi Rp 941,33 triliun.

Rasio dana murah (CASA) terhadap total penghimpunan dana Bank Mandiri di kuartal I meningkat jadi 64,1% dibandingkan 62,4% pada periode yang sama tahun lalu. Loan to deposit ratio (LDR) perseroan juga terjaga di level 95%.

Baca Juga: Makin boros, rasio efisiensi perbankan sentuh level tertinggi sejak 2008


Net Stable Funding Ratio (NSFR) juga masih tinggi berada di level 113,0 %, walaupun sedikit turun dari periode yang sama tahun lalu yakni 116,6%. Sementara Liquidity Coverage Ratio (LCR) Bank Mandiri ada di level 168,8%.

"Ini menunjukkan bahwa likuiditas Bank Mandiri masih sangat sehat," kata Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat paparan kinerja kuartal I 2020 secara virtual, Senin (8/6).

Oleh karena itu, Bank Mandiri sejauh ini belum memanfaatkan fasilitas term repo Bank Indonesia (BI) meskipun sudah melakukan restrukturisasi kredit cukup besar terhadap debitur terdampak Covid-19.

Hingga 7 Juni 2020, Bank Mandiri telah menyetujui restrukturisasi kredit terhadap debitur terdampak Covid-19 sebanyak 404.000 dengan jumlah baki debet kredit sebesar Rp 99 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 51,6 triliun berasal dari wholesale banking yakni korporasi dan komersial, sisanya dari ritel dan lain-lain.

Baca Juga: Laba bersih Bank Mandiri naik 9,4% menjadi Rp 7,9 triliun di kuartal I 2020

Sebagian besar dari kredit berasal dari sektor bisnis hotel, restoran, dan akomodasi, lalu transportasi, konstruksi dan properti. Sektor ini sekitar 70%-80% dari total kredit yang direstrukturisasi.

Sementara pipeline kredit yang akan direstrukturisasi Bank Mandiri mencapai Rp 123,1 triliun lagi dimana porsi segmen wholesale mencapai Rp 72,9 triliun dan segmen ritel Rp 50,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi