Bank Mandiri mengerem penyaluran KUR



JAKARTA. Bank Mandiri mengerem sementara kucuran kredit usaha rakyat (KUR) kepada pengusaha-pengusaha kecil. Sunarso, Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri mengatakan, pada semester pertama 2012, ada pengusaha KUR Bank Mandiri yang tersendat perolehan lahan dan mesin untuk usaha pertanian.

Jika masalah pembelian mesin-mesin ini dapat selesai, Bank Mandiri akan merealisasikan kredit pada semester kedua. "Semester satu ini baru sekitar 25% dari target KUR tahun 2012 ini sebesar Rp 3,5 triliun," kata Sunarso, Kamis (7/6). Bank Mandiri optimistis, realisasi KUR akan mencapai target Rp 3,5 triliun di semester kedua. Total keseluruhan KUR Bank Mandiri mencapai Rp 7 triliun.

Hingga akhir Mei, realisasi KUR bank pelat merah ini mencapai Rp 618 miliar dengan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) di bawah 1%. Rendahnya rasio kredit macet ini, karena perseroan membidik pengusaha yang menggerakkan bisnisnya di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perkebunan dan industri rumahan.


Pada awal program KUR, porsi kredit perdagangan dan produktif masing-masing sebesar 50%. Program kredit pemerintah ini akan dapat tumbuh cepat jika mengucurkan kredit ke sektor perdagangan. Meski pasar KUR sektor perdagangan masih besar, bank berlambang pita emas ini memilih mengerem kucuran KUR ke sektor ini.

Bank Mandiri cenderung mengurangi pembiayaan sektor perdagangan karena pedagang kecil tidak memberikan kontribusi barang yang besar. Misalnya, pedagang kecil hanya menggambil barang ke grosir-grosir tanpa memproduksinya.

Jadi, para pedagang tersebut tidak memiliki agunan. Sedangkan KUR produktif biasanya memiliki barang, lahan, dan biasanya memiliki agunan aset tetap kalau terjadi kredit macet.

Sementara dari awal tahun hingga April 2012, Bank BNI mengucurkan KUR Rp 7,8 triliun. Bank BNI membidik pedagang-pedagang kecil yang memiliki usaha pasar lokal. BNI menyalurkan KUR ke sektor perdagangan 55%, sektor pertanian 33%, sektor jasa 8%, industri pengolahan 4%, dan sisanya sektor lain-lain.

Sementara hingga awal April lalu, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan KUR total Rp 44,9 triliun. Jumlah tersebut naik Rp 5,6 triliun hingga Rp 5,7 triliun dibandingkan posisi akhir 2011.

Sunarso menambahkan, pengusaha-pengusaha yang mendapatkan KUR produktif ini dapat meningkatkan peminjaman kredit ke kredit jenis komersial, seperti kredit UKM. Menurutnya, jika 30% debitur KUR dapat naik kelas ke UKM itu sudah bagus. Bank Mandiri juga akan membidik debitur-debitur KUR ini untuk naik kelas.

Mandiri tengah menyiapkan strategi mengembangkan kredit UKM di tahun 2014. Tahap yang akan dilakukan, membina bisnis pengusaha kecil, mempeluar jaringan, outlet UKM, sistem dan teknologi informasi, mengkualitaskan sumber dana manusia (SDM). "Kami membidik realisasi kredit UKM produktif saja mencapai 73 triliun, saat ini baru mencapai Rp 32 triliun," tambahnya. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: