Bank Mandiri Menuju Bisnis Berkelanjutan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di mana kita menabur, di situ kita menuai. Sejak dini, kita perlu menanamkan kepada anak-anak untuk melestarikan lingkungan agar bisa hidup secara berkelanjutan di masa mendatang. Cara paling sederhana adalah menghemat penggunaan listrik di rumah yang sudah tidak terpakai.

Untuk membangun semangat hidup berkelanjutan itu. Sejak awal, PT Bank Mandiri Tbk komitmen untuk melanjutkan bisnis berkelanjutan, isu tata kelola lingkungan, sosial dan perusahaan atau dikenal environmental, social and governance (ESG) telah Mandiri tanamkan dalam menjalan bisnis sejak sekarang dan akan datang.

Tidak hanya sekedar memberikan kredit untuk bisnis berkelanjutan, Bank Mandiri meninjau proses bisnis berkelanjutan dari hulu ke hilir. Salah satunya adalah bank berplat merah ini mendorong pengembangan energi bersih untuk menghasilkan energi terbarukan, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexansra Askandra mengatakan, Bank Mandiri secara konsisten meningkatkan pembiayaan untuk energi terbarukan.


Sebagai wujud nyata, Bank Mandiri membidik proyek energi terbarukan yang sangat potensial seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung, pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Langkah tersebut telah membuahkan hasil, per September 2024, portofolio Bank Mandiri di sektor energi terbarukan mencapai Rp 10 triliun atau naik sebesar 6,1% secara year on year (yoy).

Sejatinya, langkah ini sejalan dengan rencana jangka panjang yang tertuang di Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060. "Rencana tersebut mencakup pencapaian sebesar 25% dari campuran energi terbarukan pada tahun 2030 dan mencapai 100% energi terbarukan pada tahun 2060," kata Alexandra.

Konsep bisnis berkelanjutan dari hulu ke hilir tidak berhenti disitu. Dengan pemberian dukungan kepada sumber energi terbarukan, bank berlogo pita emas ini turut menyalurkan pinjaman kepada kendaraan yang ramah lingkungan dengan rendah emisi. Ada dua segmen pembiayaan berkelanjutan untuk kendaraan rendah emisi ini, yakni untuk pembiayaan korporasi dan ritel.

Pertama, pada kredit korporasi, Bank Mandiri memberikan kredit untuk Transportasi Ramah Lingkungan sebesar Rp 7,2 triliun per September 2024 atau meningkat sebanyak 94,6% yoy. Sedangkan, kedua tercatat penyaluran kredit retail untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) hingga September 2024 telah mencapai Rp 673 miliar atau meningkat sebesar 129,9% yoy.

Hal ini selaras dengan minat kendaraan listrik yang semakin besar serta awareness masyarakat yang mulai meningkat terkait dengan energi bersih. Tak hanya itu, selain menyediakan kredit kepemilikan kendaraan listrik secara retail, Bank Mandiri secara penuh mendukung pengembangan ekosistem mobil listrik dari hulu ke hilir dengan memberikan pembiayaan beberapa sektor terkait, seperti sektor otomotif dan sektor energi terbarukan.

"Pembiayaan ekosistem mobil listrik mendorong penciptaan mobilitas rendah karbon dan membangun kemampuan manufaktur lokal untuk membangun kendaraan listrik dan sarana penunjangnya," tambah Alexandra. Nah, pembiayaan listrik dari energi terbarukan merupakan salah satu langkah Bank Mandiri untuk mewujudkan visi untuk menjadi “Indonesia’s Sustainability Champion”.

Langkah ini sejalan dengan salah satu pilar keberlanjutan dalam ESG Framework Bank Mandiri, yakni Sustainable Banking.

Baca Juga: Tekan Emisi Karbon, MTEL Perbanyak Menara Ramah Lingkungan

Langkah nyata

Konsistensi Bank Mandiri dalam mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan terus terwujud lewat penerapan prinsip ESG. Hal ini terwujud melalui peningkatan yang konsisten dalam portofolio berkelanjutan.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengungkapkan, hingga September 2024 total portofolio berkelanjutan Bank Mandiri telah tumbuh sebesar 12,8% atau mencapai Rp 285 triliun jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya senilai Rp 253 triliun. Dari jumlah tersebut, terdiri dari dua komposisi ESG yakni pembiayaan hijau dan pembiayaan sosial.

Nah, komposisi portofolio hijau tumbuh signifikan 16,4% yoy menembus Rp 142 triliun dan portofolio sosial tumbuh 9,16% yoy menjadi Rp 143 triliun. Hingga September 2024, ada empat proyek pembiayaan berkelanjutan yang besar, diantaranya untuk pengembangan fasilitas Light Rail Transit (LRT) senilai Rp 5,9 triliun, untuk proyek pembangkit listrik tenaga asir 2x45 MW di Tana Toraja senilai Rp 2,9 triliun, kemudian untuk jalan tol hijau di Jawa Timur senilai Rp 2,2 triliun dan untuk pendanaan UMKM, khususnya bagi perempuan yang tidak memiliki akses perbankan senilai Rp 1 triliun.

Tidak mau jalan di tempat. Kedepan, Bank Mandiri akan terus meningkatkan layanan ESG, khususnya pada instrumen keuangan berkelanjutan seperti Sustainability-Linked LoanGreen Loan, Corporate-in-Transition Financing, dan Social Loan di berbagai sektor. Termasuk antara lain fokus pada pengembangan bisnis berkelanjutan di sektor potensial seperti pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan hingga pengelolaan limbah. 

Baca Juga: Bank Mandiri Catat Pertumbuhan Kredit Korporasi 29,4%, Tetap Patuhi BMPK

Upaya menuju berkelanjutan

Bank Mandiri sebagai agen perubahan dan pencipta nilai berkomitmen dalam mendukung agenda perubahan iklim global, melalui inovasi di sektor finansial khususnya pembiayaan berkelanjutan. Pasalnya, dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi emisi karbon dunia.

Merujuk data Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nations, Indonesia memiliki tiga faktor penting terkait posisi tersebut. Antara lain memiliki lahan gambut terluas di dunia, menjadi negara dengan keanekaragaman hayati terbanyak, hingga memiliki hutan tropis ketiga terluas di dunia. Indonesia bisa memimpin agenda perubahan iklim bila memanfaatkan potensi natural based solution (NBS).

Menurut Darmawan perlu ada pembenahan pada tiga aspek utama untuk membentuk ekosistem berkelanjutan di Indonesia. Antara lain, keterbatasan pengetahuan terkait praktik bisnis berkelanjutan, akses terhadap teknologi yang merata di seluruh industri, dan kesenjangan pembiayaan untuk memperbesar skala proyek berkelanjutan.

Atas dasar itu, Bank Mandiri memiliki dua fokus utama dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan ini. Pertama, menjalankan peran sebagai ESG Advisor bagi nasabah dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon. Kedua, memberikan pembiayaan untuk berbagai proyek berbasis iklim.

"Mimpi besar kami adalah menjadi Sustainability Champion," ucap Darmawan. Bagaimana langkahnya? Diantaranya  melalui praktik bisnis yang impact-driven, memperoleh competitive advantage dalam aspek keberlanjutan, mengadopsi global best practice, dan menciptakan model bisnis yang tangguh terhadap perubahan iklim, dengan tujuan untuk mendukung tujuan NZE Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Langkah selanjutnya adalah Bank Mandiri mengajak para pemangku kepentingan, mitra, dan komunitas global untuk bekerja bersama, sebagai your prefered financial partner. Dengan demikian, kita dapat memperbesar dampak positif, mempercepat penurunan emisi, dan mendukung masa depan yang memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dan menjaga keseimbangan lingkungan.

Hal ini menegaskan pentingnya peran Indonesia dalam Global Carbon Balance.

Baca Juga: Mandiri Institute Insight: Perkuat Ekosistem Keuangan Berkelanjutan di Indonesia

Selanjutnya: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Tersangka Kasus Apa?

Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Tak Bergerak Hari Ini 25 Desember 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Nina Dwiantika