KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) mencatatkan perolehan
fee based income (FBI) atau pendapatan berbasis biaya dan komisi tumbuh sangat baik meskipun secara keseluruhan pendapatan non bunga bank ini hanya naik 1% sepanjang semester I 2022 dibanding periode yang saham tahun sebelumnya. Berdasarkan materi paparan kinerja Bank Mandiri semester I 2022, perseroan membukukan pendapatan non bunga secara konsolidasi Rp 16,1 triliun. Naik 1% dari Rp 15,9 triliun pada paruh pertama tahun sebelumnya. Jika dirinci, FBI Bank Mandiri sebetulnya masih tumbuh 12% secara
year on year (YoY) dari Rp 6,1 triliun menjadi Rp 6,87 triliun. Pendapatan non bunga hanya naik tipis karena adanya penurunan dari pendapatan
treasury yang turun 37,9% dari Rp 4,2 triliun jadi Rp 2,6 triliun.
Baca Juga: Fitur Investasi Livin' Mandiri Bukukan Transaksi Reksa Dana Rp 500 Miliar Sigit Prastowo Direktur Keuangan Bank Mandiri mengatakan, pihaknya memperkirakan bahwa FBI sampai akhir tahun akan tumbuh
on track seperti di semester I dimana lebih banyak didorong oleh
recurring fee income seperti pendapatan dari Livin’, pendapatan dari admin deposit, admin kredit serta
trade dan bank garansi. "Kami melihat adanya potensi dari pendapatan
fee dari adanya fitur-fitur baru Livin’ dan KOPRA. Contohnya adalah Livin’ Investasi dan SUKHA yang di luncurkan di bulan Mei dan Juli 2022," katanya pada Kontan.co.id, Jumat (5/8). Pendapatan Bank Mandiri terkait Dana Pihak Ketiga (DPK) dan remitansi mengalami kenaikan sebesar 27,2% secara YoY dari Rp 1,57 triliun menjadi Rp 2 triliun. Lalu pendapatan
fee terkait dengan kredit naik 5,4% YoY dari Rp 1,37 triliun menjadi Rp 1,45 triliun, pendapatan biaya kartu kredit naik dari Rp 552 miliar menjadi Rp 610 miliar, serta pendapatan dari
mutual fund dan bancassurance naik 2,6% dari Rp 412 miliar jadi Rp 425 miliar.
Selanjutnya, pendapatan dari Kopra naik 13% YoY dari Rp 903 miliar jadi Rp 1,02 triliun,
fee dari ATM naik 15,2% YoY dari Rp 307 miliar jadi Rp 354 miliar, pendapatan dari Livin, SMS dan
internet banking naik 16,9% YoY dari Rp 624 miliar jadi Rp 729 miliar, dan pendapatan dari non
e-channel turun 27% dari Rp 389 miliar jadi Rp 284 miliar, Selain itu, pendapatan non bunga Bank Mandiri juga berasal dari
recovery aset bermasalah dan aset hapus buku yang mengalami kenaikan 30,3% dari Rp 2,04 triliun menjadi Rp 2,66 triliun. Serta kontribusi pendapatan non bunga dari anak usaha yang turun 0,7% jadi Rp 2,86 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .