Bank Mandiri Perkuat Aspek ESG dalam Ekspansi Kredit Berkelanjutan



KONTAN.CO.ID - Penyaluran kredit berkelanjutan Bank Mandiri kian bertumbuh positif. Capaian ini menjadi bukti komitmen bank berlogo pita emas tersebut menerapkan bisnis perusahaan dengan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik (Environment, Social, and Governance/ESG).

Dalam menyalurkan kredit, Bank Mandiri senantiasa mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial. Bank berkode saham BMRI ini melakukan berbagai penilaian seperti unsur deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan.

Pejabat Eksekutif Manajemen Risiko Bank Mandiri, Danis Subyantoro mengatakan, perusahaan telah mengintegrasikan kebijakan penyaluran kredit dengan penilaian risiko lingkungan dan sosial dalam sebuah sistem manajemen risiko.


“Melalui sistem ini, Bank Mandiri melakukan identifikasi dan penilaian pada dampak lingkungan dan sosial pada debitur. Kegiatan ini mencakupi tahap pre-screen, analisa kredit, sampai dengan proses pengawasan setelah kredit disalurkan,” ujar Danis pada Senin (25/3).

Sistem ini telah diterapkan pada enam sektor prioritas perusahaan yakni industri kelapa sawit, energi dan air, fast moving consumer goods (FMCG), pertambangan logam, batu bara, dan konstruksi. Dalam pelaksanaannya, Bank Mandiri mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sehinga, saat ekspansi kredit, debitur harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Misalnya, kepemilikan dokumen analisis dampak lingkungan (Amdal) yang di dalamnya terkait pengurangan dampak buruk pada sektor kehutanan. Lalu kepemilikan hasil penilaian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Juga izin atau sertifikat pengelolaan lingkungan lain yang ditetapkan undang-undang.

“Bank Mandiri tidak menyalurkan kredit pada debitur yang terbukti melakukan kegiatan yang berdampak negatif pada hutan dan lingkungan, seperti penebangan ilegal, pembukaan lahan gambut, kegiatan usaha yang mengancam lahan basah dalam kawasan konservasi, serta situs keanekaragaman hayati,” jelas Danis.

Pada tahun 2023, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit berkelanjutan sebesar Rp264 triliun yang tumbuh sebesar 15,4% secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh portofolio hijau yang tumbuh sebesar 21,4% secara tahunan menjadi Rp129 triliun. Di mana porsi pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan mendominasi portofolio hijau sebesar Rp102 triliun.

Dalam mengelola risiko iklim terhadap portofolio dan kinerja Bank, Bank Mandiri telah mengembangkan framework manajemen risiko terkait iklim yang meliputi pengelolaan physical risk dan transition risk. Selain kegiatan penyaluran kredit dan pengembangan framework manajemen risiko, Bank Mandiri juga telah melakukan beberapa inisiatif dalam rangka mendukung pelestarian lingkungan.

Hal ini tercermin dari program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) Bank Mandiri yang memiliki program inisiatif/unggulan berupa penanaman pohon dan inisiatif ekosistem lingkungan. Pada tahun 2023, Bank Mandiri mengalokasikan Rp23 miliar terkhusus untuk pilar lingkungan, di mana terdapat 232 program. Hal ini selaras dengan kontribusi terhadap SDGs (sustainable development goals), khususnya SDG nomor 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan nomor 15 (Ekosistem Daratan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Indah Sulistyorini