Bank Mandiri: Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 masih kontraksi 0,32% yoy



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Mandiri memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih kontraksi. Walau begitu, kontraksi ekonomi tersebut tak sedalam yang terjadi pada kuartal IV-2020. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, pertumbuhan ekonomi di tiga bulan pertama tahun ini diprediksi akan minus 0,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Proyeksi ini juga lebih baik dari pertumbuhan ekonomi di kuartal empat tahun 2020 yang minus 2,19% yoy. 

Faisal mengatakan, kontraksi yang masih terjadi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di awal tahun ini karena masalah pandemi Covid-19 yang belum teratasi di dalam negeri. Apalagi, pada awal tahun ini jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia sempat menanjak. 


“Yang akhirnya menyebabkan pemerintah menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk menekan laju positif, dan ini yang menghambat pemulihan ekonomi,” jelas Faisal dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Selasa (4/5). 

Sebagian besar komponen pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran juga nampak masih mengalami penurunan, termasuk konsumsi rumah tangga yang merupakan motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi. 

Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan kontraksi 2,14% yoy, membaik dari kontraksi pada kuartal IV-2020 yang mencapai 3,61% yoy. Meski masih negatif, tetapi perbaikannya didorong oleh peningkatan kepercayaan konsumen akibat vaksin Covid-19. 

Masih rendahnya konsumsi rumah tangga disebabkan oleh PPKM yang membatasi belanja masyarakat, terutama untuk bepergian (travel) dan untuk rekreasi. 

Baca Juga: CORE memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2021 minus hingga 1%

Dari sisi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), tercatat tumbuh negatif 0,80% yoy atau lebih baik dari minus 6,15% pada kuartal IV-2020, didorong oleh investasi swasta. Di tengah badai Covid-19, investasi swasta masih bisa melaju dan menunjukkan aktivitas ekspansi. 

Sementara itu, baik ekspor dan impor nampak membaik dari kuartal sebelumnya, terutama didorong oleh perbaikan ekonomi global dan sejumlah negara adidaya seperti China dan Amerika Serikat (AS). 

Pun dari sisi belanja pemerintah, diprediksi akan tetap tumbuh seiring dengan semakin masifnya laju belanja pemerintah untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan proses vaksinasi. 

Ke depan, Faisal optimistis perekonomian akan meningkat secara pesat pada kuartal II-2021, karena konsumsi dan investasi akan meningkat seiring dengan proses vaksinasi dan transmisi kebijakan moneter yang meningkatkan kepercayaan masyarakat. 

Akan tetapi, Faisal tetap memandang perlu adanya pembatasan aktivitas untuk mencegah peningkatan kasus harian Covid-19, terutama di semester I-2021. Itu mengapa, pada paruh pertama tahun ini ia masih melihat perekonomian masih akan tertahan. 

Sehingga di keseluruhan tahun 2021, Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berhasil ke zona positif, yaitu 4,43% yoy. Meski sudah positif, ini masih berada di bawah level pra pandemi yang sekitar 5%. 

Selanjutnya: Bank Danamon proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 minus 1,63% yoy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari